FAJAR, MAKASSAR-Ruang Kolaborasi perempuan didukung oleh Women’s World Banking dan KemenPPPA mengadakan kegiatan pelatihan keuangan inklusif untuk kelompok perempuan di Makassar. Acara yang berlangsung pada Kamis, 16 Maret 2023 ini menghadirkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Bank Indonesia dan OJK.
Pelatihan yang diikuti 50 perempuan dari berbagai kecamatan di Makassar merupakan salah satu dari rangkaian pelatihan keuangan inklusif yang telah dimulai sejak bulan Desember 2023 dengan menghadirkan narasumber dari akademisi, swasta, pelaku UMKM dan perbankan.
Pengetahuan literasi keuangan bagi perempuan di era pemulihan ekonomi pasca pandemi merupakan hal penting untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Ketua Ruang Kolaborasi Perempuan, Muthmainnah Bahri, mengawali diskusi dengan pemaparan tentang tantangan yang dihadapi perempuan dalam meningkatkan literasi keuangan.
“Rendahnya literasi keuangan pada perempuan salah satunya karena kurangya akses dan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan,. Perempuan, khusunya ibu rumah tangga seringkali tidak memiliki waktu belajar karena urusan domestik dan beban ganda dalam rumah tangga” ungkapnya dalam rilis.
Ia menambahkan perlunya sinergitas dan kolaborasi dari multipihak untuk meningkatkan pengetahuan dan literasi keuangan untuk perempuan.
Sekertaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Hj. Aryani Aruji, SE MM, memberikan pemahaman bahwa perempuan memegang peranan penting dalam keluarga. Perempuan dengan literasi keuangan baik (well literate) akan mampu melihat uang dengan sudut pandang berbeda dan memiliki kendali untuk mengatur perekonomian keluarga dengan baik.
“Perempuan harus bisa memanfaatkan uang semaksimal mungkin sehingga uang yang ada bisa menghasilkan. Selain itu, harus banyak mencari tahu, belajar dan lebih terampil untuk bisa memanfaatkan digital keuangan,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Rafdy Hifdhurrahman, Analis KPW Bank Indonesia Sulsel. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya bijak dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga untuk masa depan yang sejahtera.
“Ibu-ibu harus mampu mengalokasikan anggaran keuangan keluarga. Dari sekarang perlu mengetahui posisi keuangan saat ini, jumlah pemasukan, pengeluaran, dan utang. Ini akan sangat membantu dalam menekan pengeluaran yang bersifat konsumtif karena semua uang sudah memiliki alokasi masing-masing,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa Bank Indonesia telah melakukan pendekatan pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif melalui 3 aspek yaitu pemberdayaan ekonomi, akses dan literasi keuangan serta sinergi kebijakan.
OJK turut melengkapi pemahaman tentang pengelolaan keuangan dengan memberikan tips Perempuan Cerdas Keuangan. Meilthon Purba, selaku Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumsen OJK Kantor Regional 6 Sulampua, memberikan resep keuangan yang sukses dengan metode 10: 20: 30: 40 dengan rincian 10% biaya sosial, 20% tabungan dan investasi , 30% cicilan utang dan 40% biaya kebutuhan. Ia menekankan pentingnya mencatat pengeluaran harian dan membuat rencana anggaran agar bisa mencapai mimpi yang diinginkan
” Untuk memaksimalkan pengelolaan keuangan, ibu-ibu perlu memulai dari mencatat pengeluaran dalam satu hari secara konsisten.Apakah ibu sudah bisa membayangkan berapa uang yang akan ibu keluarkan besok? kalkulasikan dan rincikan agar semua pengeluaran bisa dikontrol diawal. Jika sudah mampu, selanjutnya bisa menggunakan metode 10:20:20:40 ” tambahnya.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan tentang waspada investasi illegal yang seringkali merugikan masyarakat.
“Saat ini ada banyak penawaran investasi dengan iming-iming cepat kaya. Kenali ciri-ciri investasi bodong seperti keuntungan tidak wajar, bonus member get member, menggunakam public figure, klaim tanpa risiko dan legalitas tidak jelas” ungkapnya menutup rangkaian acara Women’s Digital Financial Inclusion. (*/)