OLEH: Muhammad Asdar, Akademisi, Komunikasi & Kebijakan Publik serta pemerhati Sosial Politik
Hampir pasti figur potensial/calon kuat dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) akan diisi oleh wajah lama dan baru. Bila melihat infografis hasil survei serta memonitor potensi figur-figur di Sulbar lewat percakapan publik di platform media sosial serta banyak diperbincangkan warga masyarakat Sulawesi Barat, maka mengerecut kepada ke-sepuluh nama figur calon kuat untuk memimpin Provinsi Sulawesi Barat periode 2024-2029.
Kesepuluh nama yang dimaksud yakni pasangan incumbent Ali Baal Masdar dan Enny Anggraeni Anwar, Prof Husain Syam, KH Syibli Sahabuddin, Kalma Katta, Suhardi Duka, dan Aras Tammauni, Agus Ambo Djiwa, Salim S Mengga, dan H Hendra Singkarru.
Bila menakar kesepuluh nama figur yang dimaksud maka dapat dilihat dari potensi ketokohan (elite), modal sosial, kapasitas, dan kapabilitas masing-masing.
1. Ali Baal Masdar (ABM), sebagai incumbent tentunya sudah memiliki pengalaman dan ketokohan politik yang mengakar, struktur, dan tim sukses yang lengkap. Dengan mengendarai partai Golkar sudah layak dihitung kembali untuk bertarung.
2. Enny Anggraeni Anwar, sebagai mantan wakil gubernur serta disokong oleh suami gubernur Sulbar dua periode Anwar Adnan Saleh (AAS) sangat mumpuni untuk mengikuti jejak sang suami. Tentunya Nasdem akan berpikir dan berhitung mengusung sosok istri AAS ini.
3. Prof Husain Syam (PHS) adalah Rektor UNM mewakili elite intelektual dan pendatang baru siap mewarnai Pemilu 2024. Guru Besar Teknologi Pertanian ini sudah bersiap mewakafkan diri untuk membangun dan mengejar ketertinggalan semua sektor di Sulbar.
4. KH Syibli Sahabuddin adalah sosok kharismatik dan ulama besar Sulbar, memiliki modal sosial serta mewakili kombinasi elite politik (ketua DPW PKB) dan elite intelektual Mandar.
5. Kalma Katta, figur yang satu ini sangat berpengalaman dalam birokrasi, dua periode Bupati serta memiliki jejaring dan loyalis fanatik di daerah Majene, Mamuju dan sekitarnya. Politikus senior serta anggota DPRD fraksi Partai Demokrat ini telah menyusun strategi menuju Pilgub 2024 mendatang.
6. Suhardi Duka (SDK), memiliki pengalaman bertanding setiap event Pilgub Sulbar, mantan Bupati Mamuju serta Ketua DPD Partai Demokrat Sulbar yang kini menjadi anggota DPR RI ini memantapkan diri menatap Pilgub Sulbar 2024.
7. Aras Tammauni. Panggilan akrab Uwe Aras adalah tokoh yang diidolakan dan disegani di bumi Manakarra Mamuju. Memiliki basis massa loyalis yang jelas. Sebagai Ketua DPD I Golkar Sulbar sangat layak untuk diusung maju pada Pilgub Sulbar 2024.
8. Agus Ambo Djiwa. Bupati Pasangkayu dua periode yang juga memimpin partai PDI Perjuangan Sulbar ini santer disebut namanya sebagai kontestan Pilgub Pemilu 2024.
9. Mayjen TNI Purn Salim S Mengga. Sosok Purnawirawan Jenderal ini masih aktif sosialisasi dan merawat basis massa loyalisnya. Mantan anggota DPR RI dan Ketua KKSB sampai sekarang masih berkesempatan bertarung pada Pilgub Sulbar 2024 mendatang.
10. H Hendra Singkarru. Pengusaha sukses ini memantapkan niatnya maju pada Pilgub 2024 mendatang. Memiliki basis keluarga politisi mulai dari DPRD hingga DPD dan DPR RI.
Masih banyak figur potensial baik sebagai calon gubernur maupun wakil gubernur yang belum disebutkan semisal figur muda yang beririsan langsung dengan figur yang tersebut namanya di atas seperti Andi Ibrahim Masdar (AIM), Andi Prayoga Putra Singkarru, Asri Anas, Andi Ruskati Ali Baal, Ramlan Badawi, Ratih Megasari Singkarru, Andi Irwan Satyaputra Pababari, Muhammad Idris, Abdul Halim, Irjen Pol (Purn) Baharudin Djafar, Syarkawi Rauf, dan Iskandar Muda Baharudin Lopa. Namun kesepuluh figur di atas untuk sementara mewakili kontestasi Pilgub pada Pemilu 2024 mendatang.
Rupanya komposisi figur dan personal yang disebutkan di atas mewakili para kandidat dari unsur akademisi, pengusaha, birokrat, dan politikus/ketua partai politik yang sedang melakukan gerakan-gerakan pada tingkat akar rumput (grassroots). Sejatinya, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Sulbar sebanyak 910.592 jiwa berdasarkan pemutakhiran data pemilih berkelanjutan (PDPB) dalam rapat KPU Sulbar akan menentukan pilihannya yang digelar 14 Februari 2024 mendatang.
Melihat komposisi figur yang tersaji, saya melihat kekuatan para calon tersebut di atas dapat dianalisis dari kekuatan/ ketokohan, parpol, dan isu politik strategis yang dimainkan.
Kekuatan figur/ketokohan
Hampir dipastikan bahwa kesepuluh figur/tokoh memiliki kekuatan sendiri-sendiri, bahkan menjadi figur sentral yang diukur dari tingkat elektabilitas hasil beberapa kelompok survei. Mereka cukup lama menduduki jabatan dan profesi masing-masing dan sering memberi advise, sumbangan ide/pemikiran pada ruang dialog dan pengembangan provinsi Sulawesi Barat.
Selain diuntungkan oleh kelompok, organisasi, dan irisan partai politik. Mereka juga diuntungkan oleh kekuatan media yang sering dimunculkan sehingga tingkat keterpilihan pada kekuatan besar kelompok milenial/gen-Z (60 persen) yang menguasai platform digital sering mengikuti melalui jejak digital sang figur (followers).
Kekuatan partai politik
Salah satu faktor pendukung adalah kekuatan partai politik. Hampir semua calon figur adalah ketua-ketua partai sehingga popularitas ditopang oleh jabatan prestisius sebagai ketua. Beberapa figur juga memanfaatkan akses langsung kepada tokoh penyokong parpol pemerintah yang sedang berkuasa saat ini.
Kekuatan Isu
Isu dan pesan politik melalui konten yang dikelola merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komunikasi politik dalam memenangkan Pilgub 2024 mendatang. Setidaknya ada 3 dikotomi isu yang harus dimainkan oleh setiap figur seperti
Isu resources. Perhitungan penggerak birokrasi masih akut dalam keterbatasan SDM di Sulbar sejak 15 tahun terakhir.
Isu Lintas Kelompok, sejak berdiri dan memisahkan diri dari induknya Sulsel, kelompok pemrakarsa pendirian Sulbar hampir semua termaginalkan dan tergantikan oleh pihak yang “tidak berkeringat” sehingga dapat menimbulkan perpecahan karena ketidakpuasan akhirnya menuju dis-integrasi.
Isu pemerataan akses pendidikan dan kesehatan. Terobosan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat propinsi Sulawesi Barat. Isu ini menjadi strategis bila figur mampu menghadirkan solusi dan pemecahan akar masalahnya pemerataan dan akses terutama menghadirkan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan yang memadai. (*)