English English Indonesian Indonesian
oleh

Memanen Setrum Bersih dari Lumbung EBT Sulawesi

Namun bagi mereka yang di pulau, listrik sangat berharga. Seperti yang dirasakan Harmiati (40 tahun), ia merasa baru benar-benar merdeka. Selama ini, televisi di rumahnya hanya digunakan saat malam hari. Itupun hanya empat jam, mulai pukul 18.00 hingga 22.00.

“Selama ini hanya pakai genset, itupun hanya malam hari,” ujar Harmiati, warga Pulau Kodingareng.

Harmiati baru merasakan kehadiran listrik setelah PLTS di Pulau Kodingareng berfungsi. Tak perlu menunggu malam untuk mengecas telepon seluler (ponsel). Listrik sudah mengalir 24 jam, sumbernya dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang berkapasitas hingga 260 Kilo Watt Peak (kWp). “Ada 1.600 pelanggan yang merasakan,” ujarnya.

Kehadiran PLTS di pulau benar-benar memberi kehidupan baru. Roda ekonomi bergerak lebih cepat. Contohnya Harmiati, warung kecil-kecilan di rumahnya makin ramai. Mulai anak-anak hingga orang dewasa datang bergantian untuk berbelanja.

Warung makin ramai karena sudah ada kulkas terpajang. Isinya macam-macam, ada minuman dingin, es krim, buah-buahan, hingga makanan beku. Sejak listrik sudah beroperasi 24 jam, makin banyak warga yang membeli peralatan dapur dan elektronik.

“Sekarang masak pakai rice cooker, kulkas juga sudah ada untuk jualan jadi tambah ramai,” sebut wanita berkerudung tersebut.

Ibu tiga anak itu optimis kehidupan warga pulau makin sejahtera. Ia bersyukur karena PLN datang membawa asa. Namun Harmiati tak ingin menikmati sendiri terangnya cahaya lampu dari setrum PLTS. Ia berharap pulau-pulau lainnya juga diperhatikan.

News Feed