Tak hanya itu, penerangan jalan juga sudah beralih ke hemat energi. Semua lampu jalan diganti menjadi Light Emiting Dioda (LED). Hal itu dapat menghemat energi listrik. “Cahayanya lebih terang,” sebut Ismail.
Paling penting kata Ismail, pihaknya sudah melakukan penghematan air. Limbah dari mandi cuci kakus (MCK) diolah kembali sehingga tidak terbuang begitu saja. “Setelah diolah dapat digunakan kembali,” jelasnya.
Aplikasi NITA
Interaksi pengelola tol dan pengguna jalan juga sangat penting. Makanya, pelayanan badan usaha jalan tol (BUJT) di Makassar telah menetapkan aplikasi NITA.
Ismail menjelaskan, pelayanan BUJT makin prima setelah adanya aplikasi NITA. Dalam aplikasi, terdapat tools untuk membangun interaksi pengelola jalan tol dengan masyarakat sebagai pengguna jalan.
Melalui NITA, pengguna tol bisa melihat bukti transaksi di gerbang, cctv, maps, serta panggilan emergency jika customer mengalami kendala di area jalan tol. “Aplikasi ini kami kembangkan selanjutnya sesuai dengan voice of customer jalan tol,” jelasnya.
Topang Ekonomi
Tol Makassar memiliki panjang 21,65 kilometer yang terbagi atas empat seksi. Tol Seksi Satu dan Seksi Dua merupakan tol pertama di Makassar yang dioperasikan pada 1998. Makanya, jalan bebas hambatan sepanjang 6,05 km tersebut dinamai Tol Reformasi.
Sementara tol Seksi Empat mulai dibangun pada 2007 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada September 2008. Tol ini memiliki panjang 11,57 kilometer dengan menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dengan tol Seksi Satu dan Seksi Dua yang terhubung ke Pelabuhan Makassar.