Namun Ardiansyah terus menguatkan dirinya. Suatu hari ia sangat lelah memikirkan nasib keluarganya. Seharian hanya mengurung diri diri di kamar. Jelang sore, ia langsung teringat kalau ada temannya yang menjadi driver gojek. Tak butuh waktu lama, Ardiansyah langsung bangkit dari tempat tidur lalu menghubungi temannya itu.
Ia meminta bantuan temannya itu agar dirinya didaftarkan sebagai mitra pengemudi gojek. Namun temannya menyarankan agar langsung saja ke kantor gojek. Temannya meminta tak menunda waktu. “Banyak yang antre (melamar mitra driver) katanya,” ujar Ardiansyah menirukan perkataan temannya.
Keesokan harinya, ia mengikuti saran temannya. Langsung ke kantor gojek untuk mendaftar jadi mitra pengemudi. Dua hari kemudian baru diterima jadi mitra pengemudi. Hari pertama menjalani profesi barunya itu, ia langsung dapat orderan. Ardiansyah kegirangan, ia berkali-kali mengucap kata syukur. “Alhamdulillah kehidupan istri dan anak-anakku diselamatkan oleh gojek,” kenangnya.
Bulan pertama jadi mitra pengemudi, Ardiansyah mengantongi penghasilan Rp1,5 juta. Ia mengaku pendapatannya itu sudah cukup untuk biaya hidup sebulan. Namun itu belum bisa menutupi cicilan motor dan rumah. Ia terus terpacu untuk bekerja keras, ia bekerja sampai tengah malam.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Di bulan kedua, pendapatannya meningkat menjadi Rp3 juta. Bahkan bisa mencapai Rp4 juta. Selama 10 bulan bekerja, kehidupannya mulai membaik. Ardiansyah sudah bisa melunasi cicilan motornya.
Awal 2021, statusnya sebagai karyawan dirumahkan dicabut, ia kembali bekerja di perusahaan. Namun ia belum bekerja sebulan penuh, harus berbagi waktu dengan karyawan lainnya. Dalam sebulan ia hanya masuk 13 hari, sebab kondisi perusahaan belum sepenuhnya pulih.