English English Indonesian Indonesian
oleh

Perempuan Kodingareng Bawa Gurita Raksasa di Depan Kantor Gubernur Sulsel, Suarakan Anti Oligarki

FAJAR, MAKASSAR – Puluhan perempuan Kodingareng menggelar unjuk rasa di depan gerbang pintu keluar Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu, 5 Oktober.

Mereka kembali memprotes aktivitas penambangan pasir di Pulau Spermonde sejak dua tahun lalu yang terjadi di pulau Kodingareng.

Aksi ini dalam rangka memperingati Hari Anti Oligarki. Aksi tersebut dilakukan sebagai respons keras dari perempuan Pulau Kodingareng yang merasakan dampak langsung dari aktivitas tambang pasir laut di wilayah tangkap nelayan. Untuk keperluan mega proyek Makassar New Port (MNP).

Dari Pantauan FAJAR di lapangan, massa aksi membawa boneka gurita berukuran raksasa sebagai simbol oligarki, dan juga demonstran membawa sejumlah poster berisi kalimat-kalimat protes.

Juru Kampanye Laut GreenPeace Indonesia, Afdilah mengatakan aksi ini digelar dalam bentuk mendengarkan penderitaan yang dirasakan oleh perempuan masyarakat Kodingareng.

“Masyarakat Kodingareng, terutama perempuan mengalami penderitaan yang luar biasa pasca adanya tambang pasir di Spermonde yang digunakan untuk pembangunan proyek strategis nasional,” katanya

Sementara itu, aktivis Walhi Sulsel,Herli menyebutkan bahwa penurunan pendapatan sangat drastis dirasakan oleh masyarakat yang terdampak, dikarenakan selain mengurusi urusan domestik, perempuan Kodingareng juga harus ikut membantu suami mereka yang berprofesi sebagai nelayan untuk menambah pendapatan.

“Sangat drastis sebenarnya yah. Terutama saat tambang pasir laut, bisa dikatakan 50 sampai 70 persen menurunnya,” sebutnya. (cah/*)

News Feed