FAJAR, MAKASSAR – Kenaikan harga BBM bakal berimplifikasi terhadap kinerja industri perbankan syariah di Sulawesi Selatan. Dampaknya mulai terasa.
Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Sulsel Ahmad S. Ilham, mengemukakan kenaikan harga BBM subsidi jenis pertalite dan solar memiliki efek relatif besar terhadap industri perbankan secara menyeluruh, termasuk syariah.
Pria yang karib disala Ilo itu berpandangan, harga BBM subsidi selama ini sangat lekat terhadap struktur pengeluaran masyarakat, terkhusus segmen rumah tangga, sehingga jika terjadi penaikan maka berdampak terhadap daya beli.
Hal tersebut kemudian memengaruhi tren masyarakat pada segmen ritel dalam mengalokasikan uangnya untuk tabungan. Segmen tersebut menjadi pangsa terbesar perbankan syariah dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK).
“Ini bahkan sudah mulai terasa pada segmen ritel, segmen rumah tangga. Dan saya rasa, dampaknya akan ke seluruh sektor,” tuturnya, Kamis, 8 September.
Secara spesifik pada industri perbankan syariah Sulsel, papar Ilo, kondisi itu bakal semakin menekan performa bank syariah yang masih berupaya mencatatkan pertumbuhan sepanjang tahun berjalan ini.
Mengutip pada data statistik OJK Regional 6 Sulampua, kinerja aset perbankan syariah Sulsel secara year to date pada tahun ini terkontraksi 2,85 persen, demikian pula penghimpunan dana yang terkoreksi 3,24 persen sedangkan penyaluran pembiayaan masih bergerak moderat 5,01 persen.
Menurut Ilo, naiknya harga BBM juga akan mengubah daya bayar debitur yang selama ini menarik pembiayaan dari industri perbankan syariah.