OLEH: Nurhayati Rahman, Guru Besar pada Fakultas Ilmu Budaya Unhas
Menarik membaca buku Nicholas Gervaise seorang pendeta Jesuit berkebangsaan Prancis, berjudul Description Historique du Royaunme de Macasar (Deskripsi tentang Sejarah Kerajaan Makassar) yang telah diterjemahkan oleh DR. Mardi Adi Armin, M.Hum dengan judul Sejarah Kerajaan Makassar. Buku ini cukup tua, terbit pertama kali tahun 1688 dalam bahasa Prancis, yang menurut Ruslailang (Riwayat Sebuah Buku Tua Tentang Makassar – Urban – www.indonesiana.id) yang dia kutip dari laman website forumrarebooks – forum kolektor kitab kuno berbasis di Belanda, buku kecil berukuran setengah halaman folio itu tak tanggung-tanggung dilelang dengan banderol € 4,950 atau setara dengan Rp75 juta. Dalam katalognya bertema khusus Indonesia, buku ini termasuk yang paling mahal karena dianggap buku paling kuno tentang Hindia Belanda.
Sebenarnya Gervaise tidak pernah ke Makassar, tetapi orang Barat punya tradisi ilmiah yang sangat kuat. Buku ini ditulis berdasarkan referensi dari pengelana-pengelana Portugis dan Prancis yang pernah ke Makassar, dan informan utamanya dua putera Daeng Mangalle yaitu Daeng Ruru dan daeng Tulolo. Seperti diketahui bahwa kedua putera Makassar ini pernah dikirim ke Makassar oleh ayahnya Daeng Mangalle ketika di Siam selama dua tahun untuk menimba ilmu dan memperkuat pemahamannya tentang bahasa dan budaya Makassar. Itu sebabnya beberapa kali para penginjil di Prancis mengeluh dan menuduh kedua anak ini murtad dari agama Kristen, dan dicurigai kembali ke agama leluhurnya yaitu Islam.