Ia juga mengisahkan, selama dua tahun terakhir Covid-19 sangat merontokkan dunia pariwisata di Bali, karena banyaknya hotel dan resto yang tutup.
Dari situ, pihaknya agak kesulitan menemukan tempat magang untuk mahasiswa. Belum lagi tempat magangnya harus terdaftar di DIKTI agar diakui dan dikonversi jadi SKS.
“Sementara kami membangun komunikasi dengan instansi-instansi dan industri swasta untuk dapat menjadi tempat magang mahasiswa yang terdaftar sebagai mitra magang DIKTI,” ujarnya.
Sebagai Laboratorium Pariwisata, Bali menjadi tempat belajar dengan jalan-jalan. Juga ada kuliah pendek selama tiga bulan untuk mahasiswa asing yang dalam setahun itu ada dua gelombang dengan nama kelas “Go Bali”.
Pun rata-rata mahasiswanya berasal dari Eropa. Hadir dalam acara ini dari pihak Fakultas Pariwisata Univ Udayana Wakil Dekan II Yayu Indrawati,SS., M.Par.,Ph.D, Ketua Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Ni Made Sofia Wijaya, SST.Par.,M.Par.,Ph.D., Tim Kerjasama Dalam Negeri Citra Juwitasari, S.H.,M.Par.
Sedangkan dari Fak. Ilmu Budaya Unhas Wakil Dekan 1 Dr. Mardi Adi Armin, M.Hum., Wakil Dekan 2 Dr. Dafirah, M.Hum., Wakil Dekan 3 Dr. Kaharuddin, M.Hum, Ketua Gugus Penjaminan Mutu Prof. Dr. Muh. Hasyim, M.Si., Kabag Tata Usaha Arwin, SE., MM., Kasubag Kemahasiswaan Ahmad Abdullah, S.Sos., MM., Koord Tim Publikasi, Informasi dan Dokumentasi (PID) Burhan Kadir, S.S., M.A.
Kabag Tata Usaha FIB Unhas, Arwin mengatakan, selain datang untuk belajar tentang Prodi Pariwisata pihaknya juga membincang untuk membuka peluang kerjasama antara Fakultas Pariwisata Univ Udayana dan Prodi Pariwisata FIB Unhas.