FAJAR, WATAMPONE-Peneliti International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) Indonesia, sudah berada di Kabupaten Bone. DAS Walanae bakal menjadi lokasi penelitian mereka. Bahkan, sudah memilih 12 desa sebagai pilot project pengembangan.
Hanya saja, peneliti ICRAF belum membeberkan 12 desa tersebut. Akan tetapi, disebutkan, desa tersebut berada di sepanjang hulu hingga hilir DAS Walanae yang berada di Desa Pattuku, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone.
“Kami mohon maaf, 12 desa ini belum bisa kita sebutkan. Karena kita ingin melakukan kunjungan langsung terlebih dahulu dan melakukan pertemuan dengan perangkat desa terkait. Dan kami juga bekerja sama dengan Pemkab Bone, dalam hal ini Bappeda dan dinas terkait” kata Peneliti Senior ICRAF Indonesia, Subekti Rahayu saat menggelar konferensi pers di Hotel Novena, Bone, Rabu malam, 25 Mei.
DAS Walanae menjadi pilihan objek penelitian di Sulsel lanjut Subekti Rahayu, karena mempertimbangkan luas areanya yang paling besar dibandingkan DAS yang lainnya. Dengan begitu, akan cukup mudah memecahkan masalah perubahan iklim dan masalah sosial ekonomi masyarakat di daerah lain.
“Cakupan luas ini ada Variasi masalah. Sehingga nanti bagaimana masalah itu kita pecahkan dan jadi pembelajaran bagi daerah yang lebih kecil,” ungkapnya.
DAS Walanae sendiri berada di Gunung Rupulumuwe,Desa Pattuku, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone dengan elevasi 1562. Di area ini juga diketahui telah beroperasi perusahaan tambang marmer yakni PT Emporium Bukit Marmer, dengan luas izin tambang 126,5 hektar.