Jamak diketahui bahwa industri hiburan adalah lahan “basah” bagi para kapitalis dan hal ini sangat dekat dengan seks bebas. Banyaknya tempat-tempat prostitusi baik legal maupun ilegal. Tayangan-tayangan vulgar di media cetak maupun online sudah menjadi konsumsi semua orang. Diperparah dengan berbagai kebijakan yang seolah memberi space untuk dilakukannya perbuatan maksiat tersebut. Kesemua hal ini sebagai bukti pembiaran dan keberpihakan sistem.
Pun paham kebebasan (liberalisme) dijunjung tinggi dengan alasan HAM. Jadilah, kehidupan hedonis menggerogoti umat, terkhusus generasi muda. Kondisi ini sangat bersinggungan dengan seks bebas. Belum lagi ketika berbicara terkait narkoba dan minuman-minuman yang memabukkan. Sempurnalah kerusakan generasi akibat support system yang keliru.
Padahal kerusakan generasi akibat seks bebas sangat jelas terpampang. Bukan hanya pelakunya, tetapi masyarakat pun akan terjangkiti. Berimplikasi pada kehamilan di luar nikah (bermuara pada tingginya kasus aborsi), maraknya human trafficking, bertebaran penyakit HIV/AIDS, pembunuhan anak, dan beraneka kerusakan lainnya. Inilah buah sistem kapitalis sekuler, dimana asasnya adalah memisahkan agama dari kehidupan. Menggerus naluri keibuan dan memporak-porandakan generasi.
Sistem solutif
Kerusakan demi kerusakan terus terjadi. Berbagai kebijakan yang ditempuh penguasa seakan tidak memberi hasil. Bahkan dari hari ke hari, kemaksiatan makin bertambah dalam berbagai wujud. Tentu hal ini harus menjadi bahan renungan bersama. Sebagai anak bangsa, tanggung jawab sesama manusia harus terus dihadirkan. Mencoba menganalisis fenomena-fenomena kerusakan dan mencari solusi hakiki dari semua problem yang ada.