“Jadi sebenarnya itu booster kedua itu baru wacana, yang jelas belum ada instruksi dari pusat,” kata pria kelahiran Pinrang ini.
Lebih lanjut, Husni menjelaskan bahwa adanya hasil penelitian yang mengemukakan jika pasca enam bulan setelah melakukan vaksinisasi booster, antibodi meengalami penurunan. Atas dasar itu, berkembang wacana booster kedua.
“Namun acuan kita cuman memang ada hasil penelitian bahwa enam bulan itu antibodi sudah menurun setelah booster. Jadi diminta tetap dilakukan untuk booster kedua,” kata lulusan Magister Unhas ini.
Senada dengan, Kepala Diskes Sulsel Bachtiar Baso mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang fokus meningkatkan percepatan vaksinisasi ketiga karena masih rendah pengguna di Sulsel.
“Apalagi kebijakan dari kemenhub bahwa saudara-saudara kita yang ingin mudik harus difasilitasi booster daripada antigen dan pcr lagi,” katanya saat dihubungi FAJAR.
Berbeda dengan Pakar Epidemiologi Prof Ridwan yang mengatakan bahwa wacana vaksinasi ke empat ini muncul karena memanjangnya periode pandemik di hampir semua kawasan.
“Hanya sekarang vaksinisasi ketiga, proporsinya masih sangat rendah,” kata Dosen Epidemiologi Kontemporer Unhas ini saat dihubungi FAJAR.
Lebih lanjut, penulis buku ‘Epidemiologi Perencanaan dan Pelayanan Kesehatan’ ini mengucapkan bahwa fungsi khusus booster dengan prinsip menjaga efektivitas vaksin tetap tinggi, sehingga memberikan perlindungan secara maksimal bila terjadi paparan covid-19.
“Disadari bahwa vaksin ini cukup ampuh dalam memberikan perlindungan. Jadi, tentu sangat baik bagi warga untuk melengkapi vaksinnya sesuai periodenya masing masing,” ucap lulusan Program Magister Epidemiologi UI ini.