FAJAR, MAKASSAR — Liga 1 musim ini sungguh kelabu bagi PSM dan Persipura. Tak ada aksi heroik kedua tim ini dalam memanaskan perburuan gelar juara. Hanya ada cerita nestapa.
Dua klub legendaris dari timur itu kiprahnya tak diperhitungkan. Padahal jika berbicara sejarah dan sepak terjang keduanya, PSM dan Persipura selayaknya harus mewakili gengsi tim dari timur bersaing di liga. Sayangnya keduanya justru jadi bulan-bulanan.
PSM merasakan pahitnya empat kekalahan mutlak secara beruntun tanpa mampu mencetak sebiji gol pun. Sementara Persipura memilih untuk walk out dari pertandingan saat tim ini jumpa Madura United.
Pelatih PSM Joop Gall menyadari bahwa pertandingan demi pertandingan ke depan tidak hanya sulit karena jadwal yang ketat, tetapi juga karena PSM harus berhadapan dengan klub-klub terbaik di Liga 1. Sementara permainan yang ditunjukkan anak asuhnya masih begitu-begitu saja. Namun, sebagai pelatih ia harus terus berusaha sebaik mungkin.
“Kita akan kerja keras. Di dua pertandingan terakhir, kita tidak cukup bermain bagus. Kita akan hadapi pertandingan (lawan Bhayangkara) sulit ke depan,” ujar Gall, kemarin.
Evaluasi juga akan dilakukan sebaik mungkin oleh Gall, terutama dalam hal penyelesaian. Hal ini dipandang sangat penting guna menghadapi klub yang produktif dalam mencetak gol.
“Kita harus meraih kesempatan untuk meraih hasil yang lebih baik dari pertandingan sebelumnya. Saya percaya anak asuh saya bisa berikan yang terbaik,” tandasnya.
Pengamat sepak bola Syamsuddin Umar meyakini, semua pelatih pasti akan mengeluhkan jadwal yang padat seperti ini. Tak terkecuali PSM yang dalam waktu berdekatan memiliki tambahan satu laga tunda melawan Persib Bandung sehingga membuat jadwal mereka menjadi semakin padat.