FAJAR, PANGKEP — Setahun terakhir, nelayan Pulau Bontosua di Kabupaten Pangkep, menikmati jerih payah merehabilitasi terumbu karang. Tangkapan ikan melimpah dan jadi kini jadi salah satu tujuan wisata dengan panorama bawah laut yang menakjubkan.
“Sekarang bisa dapat tiga kilogram ikan baronang. Dahulu sulit sekali di sini,” tutur Haji Colle, Senin, 7 Februari lalu. Kata, Haji Colle , ikan baronang biasa dijual dengan harga Rp25 ribu hingga Rp40 ribu tergantung ukurannya.
“Ukuran lebar lima jari orang dewasa, ikan itu laku dengan harga Rp30 ribu per ekor. Dari Pulau Bontosua, baronang dikirim ke Makassar, untuk memasok kebutuhan restoran atau diperdagangkan lagi ke kota lain di tanah air,” katanya.
Haji Colle makin bersyukur karena bersama rekan nelayan lainnya kini punya tambahan pemasukan. Itu setelah Pulau Bontosua dibuka sebagai tempat wisata. Pengunjung tak hanya menikmati laut yang jernih kehijauan, tetapi juga bisa menyelam menjelajah panorama bawah laut. Dari wisata, keluarga nelayan pun bisa membuka warung makan, menyewa perahu atau alat menyelam.
Pulau Bontosua dihuni 1.100 jiwa yang menempati area seluas 1 kilometer persegi. 90 persen berprofesi nelayan. Jarak pulau sekitar 25 kilometer dari Makassar dengan estimasi perjalanan sekitar 1,5 jam.
Lantas kapan rehabilitasi terumbu karang di pulau itu? Hasil penelusuran FAJAR rehabilitasi terumbu capai tiga hektare, berada di daerah perlindungan Laut (DPL), 0,5 kilometer lepas pantai barat Pulau Bontosua, Desa Mattiro Bone, Kecamatan Liukang Tupabiring, Kabupaten Pangkep.