FAJAR, MAKASSAR — Valentine’s day atau hari kasih sayang identik dengan sepasang kekasih. Hanya saja, momen ini banyak disalahgunakan masyarakat Indonesia.
Liputan khas mengenai Hari Valentine bisa dibaca pada koran FAJAR terbitan Senin, 14 Februari 2022
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Anre Gurutta Haji (AGH) Najamuddin Abd Safa menengaskan hari seperti ini tidak patut dicontoh, apalagi muslim.
“Valentine sangat bertentangan dengan syariat Islam dan budaya kita. Apalagi, sampai melakukan sesuatu tanpa adanya ikatan resmi,” kata dia kepada FAJAR, Minggu, 13 Februari 2022.
AGH Naja berharap masyarakat khususnya Makassar agar tidak mengikuti budaya yang berasal dari barat ini. Alasannya, tidak ada pahala dan keuntungan yang didapatkan saat merayakan hari tersebut. Melainkan dosa apabila berbuat sesuatu yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas), Muhammad Ramli AT menilai budaya ini merupakan budaya luar yang diinterpretasikan masuk ke Indonesia.
Menurutnya, mereka yang merayakan hari tersebut ingin menunjukkan cintanya kepada pasangan sehingga tidak sedikit dari mereka berbuat yang tidak-tidak.
“Jelas sangat melanggar norma agama kita. Apalagi ini sering dilakukan muda-mudi yang mabuk asmara,” jelasnya.
Kendati demikian, hal ini bisa diantisipasi dari peran pemerintah dan orang tua sendiri agar kalangan generasi muda baik mahasiswa, pelajar, siswa, dan seluruh masyarakat muslim untuk tidak merayakan momen tersebut.
“Orang tua tentu berperan. Saat ini kan, masih dalam keadaan pandemi. Tidak ada alasan orang tua membiarkan anaknya keluyuran hingga malam hari. Di sini orang tua berperan. Selebihnya pemerintah bagaimana mengontrol mereka agar tidak melakukan hal yang buruk,” tegasnya.