FAJAR, MAKASSAR–Semangat Daeng Serang (79) untuk melestarikan kesenian dan budaya tradisional tak pernah pudar. Dia seorang Maestro gendang atau ganrang bulo asal Sulsel.
Lewat Sanggar Alam Serang Dakko yang didirikannya, ia terus mencetak generasi seniman. Pada usianya yang telah senja, ia menitip pesan khusus.
Liputan khusus mengenai nasib seni budaya Sulsel bisa dibaca di koran FAJAR edisi Sabtu, 29 Januari 2022.
Daeng Serang berharap generasi seniman tradisional Sulsel bisa mendapatkan kesempatan dan perhatian yang lebih besar meski zaman berkembang begitu pesat.
“Budaya itu memiliki peran penting untuk menunjukkan identitas suatu daerah. Makanya harus terus kita jaga dan rawat,” ujar Daeng Serang ditemui FAJAR di sanggarnya, Kompleks Benteng Somba Opu, Makassar, Jumat, 28 Januari 2022.
Saat ini, minat untuk menjadi seniman tradisional tak sebesar dahulu, saat dirinya masih muda. Dahulu, kesenian tradisional menjadi suatu kebanggaan di kalangan pemuda.
“Dulu itu kita bangga kalau jadi seniman, berlomba-lomba mencapai prestasi. Tidak hanya nasional, tapi juga internasional,” tuturnya.
Daeng Serang mulai menggeluti dunia seni ganrang bulo sejak 1960-an. Perkembangan zaman telah memengaruhi minat generasi muda dalam menentukan kecenderungan terhadap budaya. Lebih banyak yang mencintai budaya luar dibandingkan budaya sendiri.
“Sekarang memang anak muda kita itu lebih banyak ke budaya-budaya barat, luar. Sementara budayanya sendiri tidak diperhatikan,” katanya.
Persoalannya, kata dia, pendidikan untuk kesenian tradisional saat ini sudah jarang masuk dalam pendidikan formal. Bersama murid-muridnya yang dahulu banyak panggilan untuk mengajar, kini makin berkurang.