Rismayani,S.S., M.Hum
Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas
Selain fisik, Kesehatan mental juga mesti menjadi prioritas untuk ditangani salama pandemi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengungkap gangguan kecemasan yang dialami oleh masyarakat Indonesia naik sebesar 6,8 persen selama pandemi Covid-19. Ini membuktikan salama pandemi, virus covid-19 menyerang fisik dan mental di dunia termasuk Indonesia.
Seiring banyaknya kasus kesehatan fisik yang menurun dan menelan korban jiwa salama masa pandemi mengakibatkan berbagai hal mengalami perubahan, termasuk literasi. Kesehatan mental yang semakin meningkat dan literasi yang mengalami penurunan terbukti dari hasil survei Ikatan Penerbit Indonesia, hasil penjualan buku yang menurun drastis hingga mencapai 30-50 persen, meski seakarang kita dengan mudah mengunduh e-book.
Lalu hasil infografik yang dirilis oleh The Digital Reader di atas menunjukkan temuan menarik, bahwa 35 persen orang di dunia membaca lebih banyak selama masa pandemi. Meski seperti itu, Indonesia tetap saja tingkat rata-rata membaca 6 jam per pekan.
Saya berpendapat ada hal yang menjadi kesenjangan disini, survei Kemenkes menyebutkan kesehatan mental meningkat di Indonesia lalu infografik The Digital Reader menyebutkan literasi di beberapa negara meningkat. Jika literasi meningkat termasuk di Indonesia maka seharsunya Kesehatan mental menurun karena menurut saya berliterasi yang baik dapat memberi dampak positif terhadap diri, pola pikir, mental serta perilaku dan bagaimana menghadapi persoalan-persoalan selama pandemi.