FAJAR, JAKARTA — Komposisi pemain asing di Super League 2025/2026 menyajikan dinamika menarik. Di tengah kelonggaran regulasi yang mengizinkan setiap tim memiliki 11 legiun impor, PSM Makassar dan Bali United justru menjadi dua klub dengan jumlah pemain asing paling sedikit. Arema FC tampil paling agresif dengan mendatangkan pemain asing terbanyak.
Musim ini menandai babak baru dalam penyelenggaraan Super League, yang kembali ke format 18 peserta dan disertai aturan anyar soal pemain asing. Klub kini diizinkan mendaftarkan maksimal 11 pemain asing, dengan 9 pemain boleh masuk daftar susunan pemain (DSP) dan 7 di antaranya dapat langsung diturunkan sejak menit pertama.
Arema FC Paling Boros
Di antara 18 kontestan, Arema FC mencuri perhatian dengan memanfaatkan penuh kuota tersebut. Klub asal Malang itu mendatangkan 11 pemain asing untuk memperkuat lini pertahanan hingga serangan. Langkah agresif ini menunjukkan ambisi Arema untuk bangkit dan bersaing ketat di papan atas setelah musim sebelumnya tampil kurang konsisten.
Sebaliknya, PSM Makassar dan Bali United, dua tim yang dikenal memiliki kerangka tim solid dan tradisi kuat, mengambil pendekatan sebaliknya. Masing-masing hanya mengisi sebagian kecil slot pemain asing, menandakan kepercayaan yang lebih besar pada pemain lokal dan kontinuitas tim.
Bhayangkara dan Borneo
Tim promosi Bhayangkara FC tidak ingin sekadar menjadi pelengkap di kasta tertinggi. Mereka langsung menggaet 10 pemain asing, mengikuti jejak Borneo FC yang juga mendatangkan jumlah serupa. Borneo bahkan mengamankan tanda tangan Juan Villa, gelandang asal Kolombia dengan nilai pasar mencolok mencapai Rp7,82 miliar, menjadikannya salah satu pemain termahal musim ini.
