BONE, FAJAR – Akses ke Bontocani, Bone masih memprihatinkan. Jalanan rusak dan berlumpur jadi pemandangan lumrah.
Pembangunan jalan justru lebih banyak di wilayah perkotaan. Hal ini membuat warga pelosok merasa kecewa dan dianaktirikan. Sudah begitu lama jalanan mereka rusak, namun sangat jarang mendapat perhatian.
“Ini sampai sekarang belum bisa menyita perhatian Pemkab supaya bisa dikerjakan,” keluh Nasrul Iswadi, warga Desa Pattukku, Kecamatan Bontocani, Senin, 28 Juli 2025.
Akses jalan ke beberapa desa di wilayahnya sangat minim perhatian. Padahal cukup banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan, namun perhatian Pemkab Bone masih sangat rendak untuk mengucurkan dana ke sana.
“Padahal hasil bumi di sini seperti kopi, madu, sangat berkualitas, bahkan tempat wisatanya tidak kalah dari wilayah lain,” jelasnya.
Beberapa dusun seperti Bahollangi di Desa Bontojai, Dusun Lurae di Desa Watang Cani, dan Dusun Palisiri di Desa Bana diketahui merupakan akses utama ke Camba, Maros masih ada sekitar 40-an km belum pernah tersentuh aspal ataupun pembetonan. Ia mengharapkan ini bisa dibenahi oleh Pemkab Bone.
Harap Besar
Taqwa, warga Bontocani lainnya juga mengharapkan pemerataan pembangunan ini benar-benar bisa diwujudkan. Pasalnya dari informasi yang beredar, 11 ruas jalan yang akan dikerjakan tahun ini hanya berfokus di wilayah perkotaan saja.
“Selama ini kami di Bontocani ini seperti tidak diperhatikan, puluhan tahun jalan di sini rusak tidak diperhatikan,” keluhnya.
Di Bontocani, beberapa jalur kondisinya sangat memprihatinkan seperti halnya di ruas Kelurahan Kahu -Camba (Langi Pattuku, Ere Cinnong, Watang Cani, dan Mattiro Walie) sepanjang 60 km, ruas Kelurahan Kahu-Bontojai, dan Bulusirua sepanjang 15 km, lalu ruas Kelurahan Kahu-Bana sepanjang 10 km, dan ruas Desa Sanrego-Lamoncong, sepanjang 7 km.
Dewan
Suarakan
Pemerataan
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bone bakal dikucur anggaran jumbo. Nilainya dilaporkan di atas Rp1 triliun seperti disampaikan Komisi III DRPD Bone.
Ketua Komisi III DPRD Bone Indra Jaya mengatakan dari hasil rapat bersama dengan Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR) sebanyak Rp500 miliar anggaran akan dikucur oleh provinsi khusus untuk pembenahan jalan di Bone.
Jumlah ini belum termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diproyeksi akan mencapai sekitar Rp600 miliar dari pusat. Kemudian hasil efesiensi anggaran di lingkup Pemkab Bone sebesar Rp80 miliar juga akan dikucur untuk pembangunan dan pembenahan jalan di Bone.
“Maka harapan saya kepada pemerintah daerah supaya infrastrukur ini diadakan pemerataan di Kabupaten Bone,” pinta Indra Jaya.
Pembangunan jalan ini sendiri diketahui belum begitu merata di Bone. Kerusakan jalan hingga sekitar 890 km atau lebih dari setengah dari total panjang jalan. Kerusakan ini banyak ditemukan di wilayah-wilayah pelosok. Bahkan banyak di antara jalan-jalan di Bone bahkan tak pernah tersentuh aspal.
Pihaknya belum bisa merinci semua ruas yang akan dikerjakan, hanya saja dari hasil penjajakan bersama dinas BMCKTR dan Komisi III, pihaknya telah mendapatkan sejumlah bocoran beberapa jalan yang akan dikerjakan dengan anggaran Rp500 miliar ini.
Beberapa item jalan yang akan dikerjakan ini diklaim merata di sejumlah dapil, baik di wilayah selatan, utara dan barat.
Di barat, misalnya, pengerjaan ruas Ulaweng-Tellu Siattinge, kemudian ruas selatan ke Tanah Batue. Sedangkan di wilayah selatan juga akan mendapatkan pengerjaan tepatnya di poros Bojo.
“Itu semua akan dikerjakan tahun ini, Rp500 miliar. Jadi mewakili semua unsur wilayah, kalau menurut saya, ini bahkan belum termasuk DAK,” sambungnya. (an/zuk)