“Saya bersyukur bisa lolos ke Piala Dunia. Mimpi saya selanjutnya adalah meraih gelar Women Grandmaster,” ungkap Shafira.
Kunci sukses Shafira adalah latihan keras dan manajemen waktu yang disiplin. Meski harus membagi waktu antara sekolah dan latihan, Shafira tetap tekun menyusun strategi. Kadang, ia tidur lebih awal dan bangun tengah malam hanya untuk mengasah kemampuan di depan papan catur.
“Kadang jam 12 malam dia latihan sendiri. Kalau ada PR dikerjakan dulu, baru main catur. Anak ini semangatnya luar biasa,” kata Dewi.
Menurut Jumariyanto, Sekretaris Umum Pengda Percasi DIY, Shafira bukan hanya membawa nama DIY ke panggung dunia, tapi juga membuka harapan baru untuk regenerasi atlet catur putri Indonesia.
“Baru kali ini ada pecatur DIY yang lolos Piala Dunia. Ini capaian luar biasa,” ujar Jumariyanto.
Dengan langkah historis ini, Shafira Herfesa Devi bukan sekadar mewakili Indonesia—ia membawa semangat muda, harapan keluarga, dan inspirasi bagi generasi pecatur di seluruh negeri. (*)
