FAJAR, MAKASSAR — Di tengah pesatnya perkembangan era digital, Usaha Mikro Kecil (UMK) tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun demikian, banyak pelaku UMK masih menghadapi kendala dalam memanfaatkan media sosial secara efektif sebagai sarana pemasaran. Salah satu tantangan utamanya adalah keterbatasan dalam mengelola konten secara konsisten dan strategis, yang berdampak pada rendahnya jangkauan dan keterlibatan audiens.
Menanggapi tantangan tersebut, enam mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Ciputra Makassar melakukan pengabdian masyarakat dengan mendampingi UMK kuliner Potahotato Makassar. Bisnis yang tengah berkembang ini berlokasi di Jl. Borong Raya No. 9/17, Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
Keenam mahasiswa—Andhini Dwi Alysa, Erich Riady Shak, Evelyn Clarissa Ongadi, Jennifer Angelina Wijaya, Levika Filadelvia, dan Richwellson Phandy—terjun langsung ke lapangan sebagai bagian dari implementasi mata kuliah Social Media Marketing Analytics tahun ajaran 2025. Mereka memberikan pendampingan strategis melalui penyusunan dan penerapan content calendar selama satu bulan penuh. Kalender ini menjadi panduan unggahan terjadwal di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, X (Twitter), LinkedIn, WhatsApp, hingga YouTube.
Dosen pengampu mata kuliah, Erwin Parega, S.E., M.M., menekankan pentingnya pengalaman praktik langsung bagi mahasiswa. “Penerapan teori Social Media Marketing Analytics tidak hanya bermanfaat secara akademik, tetapi juga memberikan solusi konkret bagi pelaku UMK dalam membangun brand awareness di era digital,” jelasnya.
Melalui pendampingan ini, Potahotato mendapatkan pemahaman mendalam tentang pentingnya konten yang estetis, terstruktur, dan relevan dengan target pasar. Mahasiswa juga memperkenalkan strategi optimalisasi fitur media sosial, seperti penggunaan reels, story interaktif, serta hashtag yang strategis untuk meningkatkan jangkauan dan interaksi dengan audiens.
Sinergi antara dunia akademik dan pelaku UMK ini diharapkan menjadi model kolaborasi berkelanjutan yang dapat diterapkan di sektor usaha kecil lainnya. Upaya ini sekaligus memperkuat daya saing UMK dalam menghadapi tantangan bisnis di era digital. (*)