“Kalau dahulu bisa sampai usia berapa saja, sekarang kami lebih selektif. Kami ingin membentuk generasi penyanyi dangdut muda yang siap berkompetisi secara profesional,” jelas seorang panitia audisi.
Tak hanya itu, sistem golden ticket yang sempat jadi ciri khas audisi kini ditiadakan. Peserta yang lolos dari audisi kota akan langsung melangkah ke tahap seleksi lanjutan di Jakarta, bersaing dengan peserta terbaik dari kota lain.
“Proses seleksi jadi lebih ketat, tapi juga lebih adil. Siapa pun yang lolos, memang benar-benar karena kualitasnya,” ungkap Selfi.
Kehadiran Selfi sebagai juri tak hanya menarik perhatian peserta, tapi juga menjadi inspirasi. Banyak yang mengidolakan sosoknya sebagai bukti nyata bahwa mimpi bisa diraih lewat ajang seperti D’Academy.
Selfi pun tak sungkan memberikan motivasi langsung kepada para peserta. Ia mengingatkan pentingnya menjaga mental dan semangat juang selama proses seleksi yang panjang.
“Jangan datang cuma coba-coba. Siapkan diri sebaik mungkin, ini bisa jadi awal perubahan besar dalam hidup kalian,” katanya penuh semangat.
Menurutnya, keberhasilan di panggung besar dimulai dari keberanian untuk mencoba dan kerja keras dalam mempersiapkan diri. “Panggung besar itu milik mereka yang siap. Suara bagus itu penting, tapi keberanian dan konsistensi yang menentukan,” katanya.
Meski banyak peserta menjadikannya anutan, Selfi menekankan bahwa setiap penyanyi harus membawa karakter dan ciri khas sendiri. “Jangan jadi saya, jadilah diri kalian sendiri. Justru itu yang bikin kalian beda dan bisa menonjol,” pesannya.
