English English Indonesian Indonesian
oleh

Pahala Berlipat Ganda, Khatam di Malam Nuzulul Qur’an

FAJAR, MAKASSAR — Malam Nuzulul Qur’an jatuh pada 17 Ramadan. Untuk memperingati itu, umat musim perlu berupaya mengkhatamkan Al-Qur’an.

Al Qur’an turun pada tahun 610 Masehi yang diturunkan Allah SWT dari Lauhul Mahfudz kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Goa Hirah, Kota Mekkah. Momentum bersejarah ini memiliki banyak kemuliaan bagi Umat Muslim.

Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel, Prof H Firdaus Muhammad, mengatakan, banyak amalan yang bisa dikerjakan selama malam Nuzulul Qur’an. Secara berjamaah biasanya dengan berceramah dan secara khusus mengkaji hikmah Nuzulul Qur’an.

Lalu kemudian amalan personal diantaranya memperbanyak membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan berkhalwat. Sebab, nabi ketika menerima Al-Qur’an sedang berkhalwat di Goa Hirah.

“Saya kira sekarang ini kita harus selalu memperingati Nuzulul Qur’an agar tetap terpatri dalam diri kita bahwa seluruh tata kehidupan kita itu harus berpedoman kepada Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan sebagai Hudallinnas atau petunjuk bagi umat manusia,” ulas Prof Firdaus, Jumat, 14 Maret.

Dalam malam Nuzulul Qur’an, umat muslim harus berupaya mengkhatamkan Al-Qur’an. Serta membaca Al-Qur’an seakan-akan itu diturunkan kepada diri sendiri. Alangkah baiknya membaca Al-Qur’an seperti seorang yang berkhalwat.

“Kita membayangkan seakan-akan Al-Qur’an diturunkan kepada kita, dan ketika kita membaca Al-Qur’an kita meyakini bahwa itu seluruhnya adalah Firman Allah dan tidak ada keraguan di dalamnya,” ungkapnya.

Ketika membaca Al-Qur’an, umat Islam perlu membayangkan bahwa ia menerima langsung Wahyu tersebut dan seperti berdialog dengan Allah SWT. Semua yang dibaca adalah Firman Allah dan seakan-akan diturunkan kepada manusia sebagai petunjuk.

News Feed