EDWARD AS
Kecamatan Ujung Pandang, Makassar
Matahari mulai redup dan masuk dalam peraduannya disudut kota Makassar. Di Jalan Pasar Ikan Makassar Ade Sri Rahayu tampak sibuk menata etalasi kopi produksinya.
Wanita bersahaja itu kini dikenal sebagai pemilik Kopi Leluhur, sebuah usaha kopi yang telah menembus pasar internasional. Namun, di balik kesuksesan yang kini ia nikmati, ada perjalanan panjang yang penuh liku.
Dua puluh tahun yang lalu, Ade adalah seorang pramugari. Hidupnya penuh dengan perjalanan, bertemu orang-orang dari berbagai negara, dan menghirup aroma bandara yang selalu sibuk. Ia menikmati pekerjaannya, menikmati sensasi berada di atas ketinggian, melayani penumpang, dan mengunjungi tempat-tempat baru.
Ketika maskapai tempatnya bekerja dinyatakan bangkrut, Ade menghadapi kenyataan pahit. Ia harus mencari jalan baru. Masa depan yang sebelumnya terlihat jelas kini berubah kabur. Dalam kebimbangan, pikirannya kembali ke rumah, ke tanah warisan keluarga yang sudah ada sejak lamakopi.
“Saat itu, saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya harus mencari pekerjaan baru atau memulai sesuatu sendiri?” kenangnya.
Keputusan pun diambil. Ia kembali ke rumah, kembali ke akar, dan mulai membangun ulang bisnis kopi keluarganya. Sebelum ia mengambil alih, bisnis kopi keluarganya hanya sebatas menjual biji kopi mentah ke pengepul. Tidak ada pengolahan lebih lanjut, tidak ada inovasi. Namun, Ade melihat potensi besar.
“Saya berpikir, kenapa kita hanya menjual biji kopi mentah? Kenapa kita tidak mengolahnya sendiri?” ucapnya dengan rona muka penuh tekad.