FAJAR, MAKASSAR—Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima dan Universitas Shimane di Jepang menjadi tuan rumah bagi kegiatan Medical Exchange Program yang diselenggarakan oleh AMSA UMI 20-21 Februari 2025.
Program ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI dan Fakultas Kedokteran di kedua universitas Jepang tersebut.
Namun, lebih dari sekadar pertukaran budaya dan akademik, kegiatan ini juga memfokuskan perhatian pada isu-isu penting terkait sistem kesehatan global dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing negara.
Salah satu isu yang menjadi pembahasan utama dalam acara ini adalah sistem kesehatan di Jepang yang dikenal dengan teknologi medis canggih dan infrastruktur yang sangat maju.
Dalam diskusi yang berlangsung, para peserta dari UMI dan Jepang membandingkan cara kedua negara mengelola tantangan kesehatan yang berbeda, mulai dari penuaan populasi hingga pengelolaan penyakit kronis.
Jepang, yang memiliki harapan hidup tertinggi di dunia, menghadapi tantangan besar dalam merawat lansia yang terus meningkat. Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan yang lebih kompleks dalam menangani ketidakmerataan akses layanan kesehatan dan masalah kesehatan masyarakat di wilayah yang lebih terisolasi.
Dekan Fakultas Kedokteran UMI, Dr. dr. Nasrudin A.M., Sp.OG, Subsp.Obginsos, MARS, M.Sc., FISQua, AIFO-K, menegaskan pentingnya kerjasama internasional dalam bidang pendidikan kedokteran.
Menurutnya, program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa UMI untuk mendapatkan wawasan langsung tentang praktik medis dan pendidikan kedokteran di negara maju seperti Jepang.
