English English Indonesian Indonesian
oleh

Sulsel Dapat Kuota Pupuk Hampir 1 Juta Ton, Petani Jangkau Cukup Pakai KTP

FAJAR, MAKASSAR-Sulawesi Selatan menjadi target swasembada pangan. Kuota pupuk nyaris menyentuh 1 juta ton. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Sulsel menjadi salah satu lokus program prioritas Presiden Prabowo. Swasembada pangan ditargetkan tahun ini.

Total produksi beras tahun 2024 di Sulsel mencapai 2,8 juta ton. Tahun ini, Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras nasional 32 juta ton. Sulsel jadi salah satu tumpuan. Target setidaknya di atas 5 juta ton.

Pelaksana tugas Kepala Dinas TPH-Bun Sulsel, Uvan Nurwahidah Shagir mengungkapkan, ada kenaikan alokasi pupuk di Sulsel. Secara rinci, alokasi penambahan pupuk subsidi dari 2024 ke 2025 masing-masing jenis pupuk yaitu Urea dari 407.492 ton menjadi 424.887 ton. Lalu, NPK dari 370.193 menjadi 386.741 ton, dan pupuk organik 14.538 ton menjadi 71.492 ton.

Hanya Pupuk NPK Kakao saja yang mengalami penurunan, dari 42.118 ton menjadi 39.250 ton, atau mencapai 7 persen. Penurunan tersebut mempertimbangkan kebutuhan dan realisasi tahun sebelumnya. Penyaluran dari Kementan ke Sulsel untuk Februari telah dilakukan, 40 ribu ton pupuk urea dan 8.000 ton NPK.

“Kebutuhan saja Januari untuk urea 31 ribu ton alokasi. Itu kemarin (40 ribu) datang untuk Februari, karena kemarin Januari sudah tersalur 94 persen,” ujar Uvan, Minggu, 2 Februari.

“Sementara pupuk NPK pada Januari 80 persen terserap dengan alokasi Januari 29.778 ton,” sambung Uvan.

Uvan menyebut, kedua jenis pupuk subsidi ini sangat dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Pupuk Urea fokus untuk memperbaiki pertumbuhan. Lalu, Natrium Fosfor Kalium pada pupuk NPK untuk memperkuat tanaman.

Pemerintah juga saat ini berupaya mendorong percepatan penyaluran pupuk ke petani. Salah satu wacananya adalah petani bisa menebus pupuk subsidi dengan membawa KTP.

Kata Uvan, itu sesuai instruksi Menteri Pertanian. Selama ini, petani harus melewati verifikasi yang alot. Apalagi, distribusi selama ini mulai dari produsen, distributor, ke pengecer.

Selanjutnya, ketua kelompok tani yang boleh menebus. Selanjutnya, petani diharapkan bisa menebus mandiri. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan distribusi lancar. Di satu sisi, tetap didata dengan tepat agar petani mendapatkan sesuai dengan luasan lahannya.

“Kan nama petani sudah ada di pengecer yang berhak dapat pupuk. Dulu kan pakai verifikasi baru terima pupuk. Sekarang Pak Menteri tidak mau lama-lama. Dengan KTP itu sudah bisa tebus pupuk. Dulu pake kartu tani, apalah semua. Sekarang dengan KTP sudah bisa,” urai Uvan.

Uvan juga menyampaikan bahwa periode Februari ini masih masuk dalam musim tanam Oktober – Maret (Okmar). Ada petani yang sudah panen, dan ada yang baru mulai menanam. Singkatnya, ini masa menuju puncak panen.

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi lewat optimalisasi lahan. Lahan-lahan persawahan diharapkan bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).

“Ada IP 3 kita bantu pompa menaikkan IP 3. Ada juga IP 1 kita kasih pompa optimasi lahan untuk naik dua kali. Satu kali (IP 1) itu yang sawah tadah hujan. Kalau sawah irigasi bisa dua sampai tiga dengan memperbaiki varietasnya, varietas genjah,” ungkap Uvan.

Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry hendak memastikan ketersediaan pupuk untuk petani di Sulsel. Hal ini penting dalam mencapai target swasembada pangan.

Prof Fadjry mengungkapkan, Pupuk Indonesia dan Kementrian Pertanian sudah mengambil langkah tegas memangkas penghambat arus distribusi pupuk dari pusat hingga ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

“Kementerian Pertanian sudah melakukan percepatan, sehingga petani kita bisa lebih cepat mendapatkan pupuk. Jadi kita pangkas beberapa jalur yang memperlambat,” kata Prof Fadjry.

Bersama Pupuk Indonesia, Prof Fadjry memastikan ketersediaan stok pupuk di Sulsel terpenuhi. 40 ribu ton pupuk urea dan 8 ribu ton MPK telah masuk untuk kebutuhan Februari. Diharapkan, selama musim tanam Okmar pupuk bisa tersedia.

“Sekarang ini lagi musim tanam, jadi arahan Pak Menteri Pertanian jangan sampai ada masalah lagi. Mudah-mudahan stok pupuk ini cukup sampai akhir tahun ini,” bebernya.

Sementara, Kepala Distributor Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua Pupuk Indonesia, Marten menyampaikan, dari strategi distribusi ada rencana pengapalan setiap bulan. Pihaknya yang mengelola sampai ke gudang lini tiga kabupaten. “Prosesnya masih sama seperti dahulu masih lewat distributor. Perkiraan sekitar pertengahan Februari akan mulai sosialisasi untuk yang ke Gapoktan,” tandasnya. (uca/ham)

News Feed