FAJAR, MAKASSAR — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Darwisman, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah tersebut. Salah satu program yang dijalankan adalah edukasi keuangan yang menyasar siswa, guru, dan kepala sekolah, dengan fokus pada pengetahuan dasar pasar modal.
“Program ini kami laksanakan secara berkala, melibatkan berbagai pihak untuk memperluas dampak literasi keuangan. Guru dan kepala sekolah juga diberikan pelatihan khusus agar bisa menjadi agen literasi di lingkungan sekolah,” ujar Darwisman, Rabu, 15 Januari 2025.
Pada 2025, OJK Sulselbar berencana memperluas jangkauan program literasi melalui kerja sama dengan Industri Jasa Keuangan (IJK) di sektor pasar modal. Program ini akan dilaksanakan di berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat untuk meningkatkan inklusi pasar modal yang saat ini masih relatif rendah.
“Kolaborasi ini penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih melek investasi sejak dini, sehingga mereka dapat mengelola keuangan dengan lebih bijak,” tambah Darwisman.
Dorongan Edukasi Pasar Modal Sejak Dini
Sejalan dengan upaya tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyarankan agar edukasi investasi, khususnya saham, dimulai sejak tingkat sekolah dasar (SD). Menurutnya, langkah ini penting untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia.
“Jual beli saham seharusnya sudah diajarkan di tingkat SD, sehingga anak-anak familiar dengan bursa efek sejak usia muda,” ujar Sri Mulyani dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (2/1).