English English Indonesian Indonesian
oleh

Uang Palsu dan Uang Setoran Guru

Keluarga dari Bulukumba menginap di kediaman kami. Belum lama duduk di atas tika di kamar, mereka lantas bercerita bahwa di kampung, di lingkungan kantor agama dan sekolah agama, ramai diperbincangkan uang palsu. Saat mereka menyinggung kematian Pak Kakanwil Agama, di antara keluarga, yang semuanya adalah guru, bercerita bahwa ada yang lucu. Apa itu? Oleh kepala sekolah di mana ia bekerja, guru-guru dimintai uang untuk ikut pertemuan untuk keperluan sertifikasi guru² guna kenaikan pangkat mereka. Awalnya ada yang tidak mau ikut, kenapa? Guru² itu bertanya, kenapa nara sumber pertemuan itu ada nama Prof. Hamdan Juhanis, ada pula pengurus GP Ansor, apa hubungannya dengan kegiatan dinas guru²? Kalau yang nara sumber Pak Kakanwil Agama, mereka paham; secara struktural oke. Tapi karena diancam kalau tidak ikut, tidak akan tersertifikasi, mereka pun bayar. Tetapi beberapa hari kemudian uang guru² sebesar Rp 175.000, dikembalikan. Kenapa, kepala sekolah takut, apalagi Pak Kakanwil meninggal. Tidak lucu, bukan!

Catatan saya: netizen bilang uang palsu itu kealpaan kolektif, bukan kealpaan satu oknum. Guru² heran untuk urusan sertifikasi, uang pembayaran mereka, bolak balik. Apa kabar guru² di kabupaten lain? (*)

News Feed