English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengenal Lebih Dekat Trisal Tahir, Anak Bantaran Sungai yang Ingin Membangun Palopo

“Kalau saya memikirkan diri sendiri, dengan segala macam isu yang menghantam, gejolak yang ada, pasti saya sudah mundur, apa untungnya untuk saya. Ada hal yang jauh lebih baik bisa saya lakukan di luar sana, yang jauh lebih produktif. Tetapi niat saya mengabdi, dan saya harus wujudkan itu untuk masyarakat Palopo,” terangnya.

Dia mengaku, jika bicara keuntungan dengan menjadi wali kota, maka cenderung rugi baginya. Kata dia, pengabdian adalah kunci bagi seseorang yang ingin menjadi pemimpin. Bahkan dia menegaskan, sudah menjadi beban moral baginya untuk membenahi Palopo. Sebab sejak awal niatnya ingin memperbaiki kampung halamannya.

Trisal juga mengakui bahwa dirinya orang baru dalam dunia politik, khususnya di Palopo. Sebab, baru tiga bulan dia muncul, hanya saat kontestasi hendak dimulai. Namun dia merasa, hal-hal yang telah dia lakukan di Palopo terlalu kecil. Sehingga, menjadi kepala daerah bisa menjadi ruang untuk berbuat lebih banyak untuk masyarakat.

“Saya selalu sampaikan kepada keluarga, dengan kemampuan individu, saya hanya bisa membantu sebagian kecil. Tetapi kalau saya menjadi kepala daerah, paling tidak kebijakan bisa saya lakukan untuk masyarakat. Jadi yang tadi porsinya kecil menjadi jauh lebih besar,” tuturnya.

Kader Gerindra itu menegaskan komitmennya. Dia meminta masyarakat mencatat dengan baik janji politiknya dan siap ditagih kapan saja. Dia mengaku, 20 tahun dididik dalam dunia profesional enterpreneur, membuatnya terbiasa dalam ruang profesional.

Sehingga, kebiasaannya menjalin kerja sama dengan orang-orang asing sangat intens. Kata dia, ada hal yang berbeda ketika kita berbisnis dengan korporasi. Menurutnya, korporasi asing selalu melihat seseorang dalam tiga kategori. Pertama, trust working dan loyalitas, kedua integritas, dan ketiga kredibilitas.

News Feed