FAJAR, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perkembangan positif dalam sektor pasar modal di Sulawesi Selatan (Sulsel). Hingga September 2024, tingkat inklusi masyarakat terhadap produk pasar modal menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 385.477, meningkat 29,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Darwisman, mengungkapkan bahwa kepemilikan saham di Sulsel berdasarkan jenis pekerjaan didominasi oleh pegawai swasta sebanyak 38.271 rekening. Pelajar mencatatkan posisi kedua dengan 32.120 rekening, menunjukkan peningkatan minat dari generasi muda terhadap pasar modal. Sementara itu, pengusaha menyusul dengan 17.671 rekening.
“Kami melihat pelajar semakin melek pasar modal. Ini menunjukkan edukasi dan literasi yang dilakukan memberikan hasil positif,” kata Darwisman, Jumat, 6 Desember 2024.
Data OJK juga menunjukkan kepemilikan saham lainnya melibatkan pegawai negeri (5.941 rekening), ibu rumah tangga (5.397 rekening), guru (1.740 rekening), dan TNI/Polri (778 rekening). Dari segi usia, investor muda mendominasi pasar modal di Sulsel. Kelompok usia 18-25 tahun memiliki persentase terbesar, diikuti kelompok usia 26-30 tahun (25 persen), 31-40 tahun (24 persen), dan di atas 41 tahun (16 persen).
Reksadana menjadi produk pasar modal paling diminati, dengan 369.438 SID. Saham menyusul dengan 119.510 SID, sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 17.223 SID. Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh reksadana sebesar 30,58 persen, diikuti saham (24,13 persen) dan SBN (17,31 persen).