Darwisman menambahkan, kredit di provinsi ini paling banyak didistribusikan untuk masyarakat Kota Makassar dengan total mencapai Rp84,87 triliun atau mencakup 53%. Kemudian Kota Palopo sebesar Rp10,75 triliun; Parepare Rp8,41 triliun; Kabupaten Bulukumba Rp5,64 triliun; dan Bone Rp5,56 triliun. Sementara wilayah yang mencatatkan kredit bermasalah paling tinggi yaitu di Kabupaten Takalar sebesar 9,21%; Barru 3,45%; Kota Makassar 3,42%; Parepare 3,06%; dan Luwu Timur 2,98%.
“Di Takalar ini memang ada beberapa penerima kredit, di antaranya dari pengusaha perikanan yang tidak mendapatkan pendapatan sesuai yang diharapkan karena beberapa faktor, makanya banyak dari mereka yang akhirnya tidak bisa membayar kredit,” tuturnya. (edo)