English English Indonesian Indonesian
oleh

Mappacci dalam Tradisi Suku Bugis


Oleh: Aronia Alfa Mawadda
Mahasiswa Magang Universitas Muhammadiyah Bone
di FAJAR

Upacara adat Mapacci merupakan salah satu ritual penting dalam rangkaian prosesi pernikahan masyarakat Bugis. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan leluhur yang kaya akan simbolisme.

Dalam konteks antropologi, Mapacci dapat dipahami sebagai ritus peralihan (rite of passage) yang bertujuan memberikan restu serta perlindungan spiritual kepada mempelai sebelum memasuki kehidupan pernikahan. Upacara ini sarat akan makna, mencerminkan pandangan masyarakat Bugis terhadap kesucian, keberkahan, dan hubungan harmonis antara individu, komunitas, serta alam semesta.

Secara etimologis, Mapacci berasal dari kata “pacci” yang merujuk pada daun pacar (Lawsonia inermis), yang digunakan dalam ritual sebagai simbol keberkahan. Dalam prosesi ini, daun pacar dioleskan pada telapak tangan mempelai sebagai lambang kemurnian, keindahan, dan perlindungan dari marabahaya. Ritual ini tidak hanya menandai kesiapan mempelai secara fisik dan mental, tetapi juga menjadi bentuk permohonan restu kepada leluhur dan dewa-dewa agar pernikahan yang akan dilalui penuh dengan keharmonisan dan keberkahan.

Upacara Mapacci biasanya dilaksanakan pada malam sebelum hari pernikahan. Kedua mempelai akan duduk di atas bantal yang dihias indah, menghadap orang tua, tokoh adat, dan kerabat dekat.

Dalam prosesi ini, orang tua dan kerabat secara bergantian mengoleskan daun pacar yang telah dihaluskan ke telapak tangan mempelai sambil mengucapkan doa dan harapan baik. Para peserta yang terlibat dalam ritual ini umumnya memiliki hubungan istimewa dengan mempelai, baik sebagai keluarga dekat maupun tokoh yang dihormati dalam masyarakat.

Menurut Marsuki Hasan Dg. Mappile, seorang tokoh masyarakat di Bone, Sulawesi Selatan, tradisi Mapacci merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian pernikahan adat suku Bugis. Tradisi ini melibatkan keluarga dan kerabat untuk bersama-sama mendoakan dan merestui calon mempelai. Selain memiliki nilai spiritual, Mapacci juga mengandung nilai historis dan budaya yang penting untuk dilestarikan.

Simbolisme daun pacar dalam ritual ini merepresentasikan koneksi antara dunia spiritual dan dunia fisik. Restu yang diberikan oleh orang-orang terdekat juga mencerminkan pentingnya peran keluarga dan komunitas dalam membangun kehidupan pernikahan yang harmonis.

Melestarikan tradisi Mapacci berarti menjaga warisan budaya yang berharga. Ritual ini tidak hanya sebagai elemen religius dalam pernikahan adat Bugis, tetapi juga menjadi medium untuk memperkuat ikatan sosial dan kekeluargaan. Dengan nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung di dalamnya, Mapacci mencerminkan bagaimana masyarakat Bugis memahami kehidupan sebagai kesatuan yang saling terkait antara manusia, alam, dan spiritualitas. (*)

News Feed