Bendungan Salomekko, terletak di Bone, Sulawesi Selatan, tidak hanya memikat dengan keindahannya tetapi juga menyimpan kisah-kisah mistis dan misteri yang diyakini oleh penduduk setempat.
Oleh: Nurwidia
Mahasiswa Magang di FAJAR dari Universitas Muhammadiyah Bone
Bendungan Salomekko berada di Dusun Labukku, Desa Ulubalang, Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Bendungan yang dibangun pada tahun 1998 ini kini telah berusia 26 tahun. Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan air bagi irigasi pertanian bagi warga sekitar. Selain fungsinya, Bendungan Salomekko juga memiliki daya tarik keindahan yang khas. Namun, di balik keindahannya, tersimpan misteri dan peristiwa mengerikan yang tidak semua orang tahu atau hanya diketahui oleh warga sekitar.
Keindahan Bendungan Salomekko berhasil menarik banyak pengunjung dari berbagai daerah. Tempat ini dijadikan sebagai lokasi rekreasi, perayaan hari penting, area berkemah, dan bahkan dilengkapi beberapa vila untuk penginapan.
Namun, di balik pesona alamnya, tersembunyi kisah-kisah mistis yang dipercaya oleh penduduk lokal. Mulai dari cerita tentang “penunggu” atau makhluk gaib yang diyakini menjaga bendungan hingga suara-suara aneh yang sering terdengar di malam hari, semuanya menciptakan nuansa misteri yang menyelimuti tempat ini. Selain itu, beberapa kecelakaan tragis yang terjadi selama pembangunan bendungan menambah keyakinan bahwa ada kekuatan supranatural yang memengaruhi kawasan ini.
Mitos dan fenomena ini telah mengakar kuat di masyarakat, menjadikan Bendungan Salomekko lebih dari sekadar pemandangan yang indah. Pengunjung yang datang tak hanya disuguhi pesona alam, tetapi juga diajak untuk merenung dan bertanya-tanya tentang misteri yang menyelubungi tempat ini. Kisah-kisah “misteri di balik keindahan” bendungan ini terus menjadi bahan pembicaraan menarik di kalangan masyarakat lokal maupun wisatawan.
Di balik keindahannya, Bendungan Salomekko telah memakan korban. Kasus terakhir terjadi pada tahun 2021, ketika seorang anak laki-laki bernama Asrul, siswa kelas VII di SMPN 4 Salomekko, dinyatakan hilang setelah tenggelam saat menjaring ikan di bendungan bersama teman-temannya. Salah satu temannya menceritakan bahwa Asrul melompat dari perahu ketika perahu hampir sampai ke daratan. Namun, saat berenang, ia tampak mulai tenggelam, dan meskipun temannya sempat mencoba menariknya, Asrul kemudian hilang di bawah air. Teman-temannya segera melaporkan kejadian ini kepada keluarga Asrul dan warga sekitar.
Mendengar kabar tersebut, warga dan keluarga korban berbondong-bondong menuju bendungan untuk mencari Asrul. Tim SAR turut datang membantu, dan kondisi bendungan dipenuhi lautan manusia. Setelah beberapa jam pencarian, Asrul ditemukan sudah tidak bernyawa, membuat keluarganya histeris.
Masna, salah satu kerabat korban, mengatakan, “Setelah peristiwa itu, warga sekitar semakin ketat mengawasi anak-anak mereka agar tidak bermain di bendungan tanpa pengawasan orang dewasa.”
Arisal, seorang warga lokal yang memahami sejarah Bendungan Salomekko, menyatakan, “Sejak dahulu, Bendungan Salomekko sudah dikenal angker oleh warga. Pada waktu tertentu, warga sekitar membawa sajian ke sana karena percaya bahwa hal tersebut dapat mencegah peristiwa mistis atau hal-hal yang tidak diinginkan.”
Terlepas dari kisah misteri dan mitos yang melingkupinya, Bendungan Salomekko tetap menjadi destinasi favorit bagi mereka yang ingin menikmati keindahan alam yang tenang dan damai. Airnya yang jernih, pepohonan rindang, dan udara sejuk menjadikannya tempat sempurna untuk sejenak melarikan diri dari hiruk-pikuk kehidupan kota.
Bagi para wisatawan yang berani mengeksplorasi lebih jauh, misteri di balik keindahan bendungan ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Banyak yang datang tidak hanya untuk menikmati pemandangan tetapi juga untuk mencari jawaban atas kisah-kisah yang telah diceritakan turun-temurun.
Bendungan Salomekko mungkin adalah salah satu dari sekian banyak tempat yang menyimpan keindahan luar biasa, namun juga menyimpan misteri yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang bersedia mendengarkan bisikan sejarah dan mitos yang tersembunyi di balik gemuruh airnya. (*)