Oleh: Cahyani Adhayana Tawakkal
Mahasiswa Magang di FAJAR dari UNM
Pameran Museum Keliling Kepresidenan RI yang bertajuk “PAKKAMASE,” sebuah kata dalam bahasa Bugis yang berarti cinta atau kasih sayang, kembali diadakan di Makassar pada 18–31 Oktober 2024 di Benteng Rotterdam.
Setelah sukses digelar di Jombang dan Bogor, kini Makassar menjadi kota pertama di Indonesia Timur yang menjadi tuan rumah acara ini. Diselenggarakan oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, pameran ini bertujuan memperluas makna museum, bukan hanya sebagai tempat belajar tetapi juga sebagai sarana “healing.”
Pameran ini menampilkan koleksi dari Istana Kepresidenan dengan tema kasih sayang dalam kepemimpinan para Presiden Indonesia. Salah satu koleksi yang menarik perhatian adalah mesin ketik milik Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. Presiden yang menjabat selama lebih dari tiga dekade (1967–1998) ini meninggalkan banyak warisan sejarah, salah satunya melalui barang-barang yang ia gunakan dalam masa kepemimpinannya.
Pada era Orde Baru, teknologi masih tergolong sederhana dibandingkan masa kini, dan mesin ketik memainkan peran vital dalam administrasi negara. Sebagai presiden, Soeharto menggunakan mesin ketik untuk menulis berbagai keputusan penting, surat resmi, hingga catatan pribadi. Mesin ketik tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga menjadi simbol kerapian, keteraturan, dan formalitas dalam menjalankan pemerintahan. Setiap instruksi presiden yang disusun dengan teliti melalui mesin ketik ini menunjukkan betapa Soeharto sangat mementingkan ketepatan dan kehati-hatian dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala negara.