“Menjadi media promosi yang efektif terhadap daerah dari lokasi tempat pengambilan gambar film ini,” tuturnya.
Lalu meningkatnya kesadaran pemerintah dan masyarakat lokal bahwa SDM pemuda dan pemudi daerah memiliki potensi skill yang luar biasa dan perlu dikembangkan, dimaksimalkan, dan didukung.
Salah seorang pemain film, Muh Yusuf Meinardi, mengatakan, film ini tak hanya mengedukasi melalui ceritanya soal pembullyan.
Namun juga mengangkat pontensi pemuda pemudi daerah, dalam bidang industri perfilman di Indonesia bagian timur. Sehingga film tidak hanya didominasi dari wilayah barat saja.
“Ini memberikan sebuah alternatif tontonan hiburan yang epic, mendidik, unik, dan menarik yang belum pernah ada di daerah selama ini,” tambahnya.
Yusuf juga mengakui jika film ini memperkenalkan kualitas pemuda pemudi dan daerah budaya di Sulawesi menjadi semakin luas. Salah satu tempat indah yang akan dieksplorasi di film ini.
Melibatkan aktor beberapa perwakilan siswa SMA dan SMK yang terbaik, pemuda pemudi daerah dan masyarakat di Jeneponto.
Sinopsis
Cakra, Leon, Faiz, Bobby, Agung, Hanna, Dinda, Citra, Bunga, Luna, dan Baskara adalah remaja berusia 16 tahun yang tinggal di Jeneponto dan bersekolah di SMAN 1 Jeneponto.
Mereka memiliki tujuan yang sama yaitu mencegah pembullying dan menjaga citra sekolah.
Namun mereka bertemu geng Tri (Bagas, Tio, Juan Rama) dan Bella (Kartika dan Dewi) yang suka membullying juniornya, Putri dan Sri.
Sehingga pertengkaran, perdebatan, dan perselisihan antara mereka baru saja dimulai yang menciptakan banyak situasi yang salah dan rumit. Apakah Cakra dan teman-teman nya bisa mencegah pembully Tri dan Bella? Atau mereka menyerah sebelum berjuang sampai akhir? (wis)