Dalam konteks pilkada, idealnya baik calon maupun pendukung berkampanye secara strategis dan elegan. Mereka seharusnya mengetahui bagaimana berbicara (how to speak), apa yang dibicarakan (what to speak), kapan berbicara (when to speak), berapa banyak yang harus diucapkan (how much to speak), dan kapan waktunya diam (when to be quite). Diam berarti tidak berbicara apa pun tanpa alasan yang berharga (reason to speak). Di saat yang tepat, diam adalah cara untuk menyelamatkan kewarasan seseorang (to save someone sanity). That’s the power of silence!
News Feed
Gaukang Bajeng 14 Agustus 1945: Mnemonik Kultural hingga Nasional
Opini|Kamis, 17 Agustus 2023 00:27 AM
OLEH: Muh. Fadhly Kurniawan, S. Pd., M. Hum, ([email protected]) Peneliti Transkrip Tradisi Lisan Indonesia; Alumni Fakultas Ilmu Budaya-Universitas
Kinerja Belanja Fiskal Sulsel (2)
Opini|Selasa, 15 Agustus 2023 00:46 AM
Oleh: Marsuki (Guru Besar FEB Unhas dan Komisaris Independen BSSB) FAJSR, MAKASSAR — Kebijakan fiskal tahun 2023 yang
Dari Timur Indonesia untuk Dunia: Refleksi 200 tahun Alfred Russel Wallace
Opini|Senin, 14 Agustus 2023 15:19 PM
OLEH: Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, ST.M.Phil. / Wakil Rektor IV UNHAS, Penanggungjawab Kegiatan Simposium Wallacea 2023 Tidak
Dana Kampanye sebagai Kontrol Publik terhadap Kandidat atau Partai Politik
Opini|Jumat, 11 Agustus 2023 20:54 PM
OLEH: Dr. Dian Fitri Sabrina, S.H., M.H., Dosen Hukum Tata Negara Dana Kampanye Peserta Pemilu yang selanjutnya disebut
Nirwan Ahmad Arsuka yang Saya Kenal
Opini|Selasa, 8 Agustus 2023 11:22 AM
Oleh: Nurhayati Rahman, Guru Besar FIB Unhas Salah satu organisasi kampus yang saya ikuti ketika mahasiswa adalah Lembaga
- Sebelumnya
- 1
- …
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- …
- 217
- Berikutnya