Program anti-bullying di sekolah kata Puan harus semakin diperbanyak. Secara khusus, ia mendorong Pemerintah menciptakan program pendidikan khusus untuk mengatasi masalah perundungan di sekolah.
“Misalnya edukasi rutin kepada siswa tentang bahaya perundungan yang memiliki risiko besar baik bagi korban maupun pelaku. Termasuk sosialisasi soal ancaman yang bisa didapat dari perilaku perundungan,” tutur Puan.
Menurutnya, semakin sering anak mendapat informasi soal dampak dari bullying, tindakan perundungan anak di sekolah bisa semakin ditekan. “Sehingga anak-anak juga jadi paham jenis apa saja yang masuk dalam kategori perundungan karena sering kali perundungan kecil dianggap hal biasa saja,” imbuhnya.
Sekolah dinilai bisa melibatkan pihak eksternal yang berperan sebagai bentuk pembinaan. Misalnya lembaga anti-narkoba, psikolog dan influencer pendidikan.
“Anak-anak juga perlu semakin banyak diberikan ruang melakukan kreativitas agar waktunya bisa lebih banyak melalukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,” jelas Puan.
Di luar pendidikan akademik, Puan menyebut Pemerintah perlu memperluas program kegiatan untuk anak-anak sekolah. “Seperti kompetisi olahraga dan seni, atau kegiatan pendidikan leadership dan kegiatan yang bisa menunjang prestasi lainnya,” katanya.
Bagi Puan, dengan banyaknya kegiatan, literasi anak-anak pastinya akan bertambah. “Sehingga anak-anak dapat memiliki perilaku dan pemikiran yang baik. Anak-anak juga bisa berkembang ke arah yang lebih positif,” tambah Puan.
Mantan Menko PMK itu menegaskan, perlindungan anak dan remaja di sekolah harus menjadi prioritas utama semua pihak. Puan mendorong terciptanya sekolah yang ramah anak.