English English Indonesian Indonesian
oleh

BKKBN Sulsel Dorong Penguatan Pelayanan KB dan Reproduksi KB di Palopo

Angka prevalensi stunting tahun 2023 secara nasional berdasarkan hasil SKI sebesar 21,5 persen, turun hanya 0,1 persen jika dibandingkan tahun 2022 sebesar 21,6 persen.

Penurunan stunting di 2023 belum cukup menggembirakan, karena targetnya sebesar 14 persen sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Selatan berada diangka 27,4 persen, capaian tersebut mengalami peningkatan sebanyak 0,2 persen dibandingkan dengan tahun 2022 (27,2 persen).

“Dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di indonesia, salah satu strategi BKKBN adalah melakukan pendampingan berkelanjutan terhadap calon pengantin, ibu hamil, pascapersalinan dan bayi baru lahir hingga usia lima tahun yang dilakukan oleh tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, TP PKK dan kader KB yang telah terbentuk di seluruh desa/kelurahan dengan total tim sebanyak 6.682 atau 20.046 orang,” ucap Shodiqin.

Pencegahan stunting harus dilakukan sejak sebelum menikah. Hal ini dikarenakan tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada kehamilan yang terjadi beresiko menghasilkan anak stunting.

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program spesifik dalam upaya penurunan angka stunting melalui peningkatan kesertaan KB untuk menunda atau menjarangkan kelahiran pada keluarga yang berisiko stunting.

Melalui dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB termasuk melalui penyelenggaraan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi bagi masyarakat di wilayah-wilayah khusus.

Berdasarkan Hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023, capaian program Bangga Kencana Khususnya dalam bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan reproduksi Di Sulawesi Selatan yaitu angka prevalensi kontrasepsi modern hanya tercapai 59,0 persen (dari target 59,15 persen).

News Feed