BONE, FAJAR-Operasional Bandara Arung Palakka Bone kian tak jelas. DPRD Bone meminta pemkab jemput bola ke Provinsi.
Sebelumnya, pemkab memastikan operasional Bandara Arung Palakka ini bisa berjalan paling lambat Juli 2024. Sayangnya hingga Agustus ini, belum juga ada kejelasan.
Anggota DPRD Bone dari Fraksi Golkar Irwandi Burhan mengatakan seluruh fraksi telah merekomendasikan ke pemkab untuk serius mengatensi bandara ini.
“Fraksi merekomendasikan dan menyampaikan agar bantuan keuangan provinsi ini segera diberikan, karena salah satu bantuan keuangan provinsi ini kan adalah operasional bandara,” ujarnya, pekan lalu.
DPRD juga menyampaikan ke pemkab untuk ikut menjemput hal ini ke provinsi, demikian juga provinsi diharapkan segera menyelesaikan persoalan ini.
Jika hal ini tak ada jaminan, bandara akan tetap seperti itu, tanpa kejelasan. Apalagi agenda operasional bandara ini sudah mulur cukup lama sejak direncakan pada awal tahun.
“Karena kita mau aktivitas penerbangan ini kembali jalan,” sambungnya.
Soal ATR-72 yang dilaporkan sulit masuk akibat maskapai yang telah berkontrak di tempat lain, menurutnya ini harus tetap diperjuangkan. Apalagi, pemkab juga sudah berupaya melakukan perluasan landasan pacu hingga bisa memenuhi persyaratan armada buatan Swiss tersebut bisa mengudara di langit Bone.
“Sudah kita lakukan perluasan, di Bone juga sudah tidak lagi kayak kemarin (Susi Air) tetapi kita harap ini tetap ATR-72,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Andi Erwin Terwo saat ditemui dalam kunjungannya ke Bone membeberakan soal keterlambatan ini, ada masalah penarikan kembali setelah dilaporkan ada kekurangan dari armada ini.