“Soal impor beras saya tidak setuju. Karena pada prinsipnya kalau terjadi impor beras dan pangan itu adalah membiarkan ketergantungan pangan yang selama ini kita kerjakan. Dan itu tidak bagus bagi konsumen dan kelestarian alam ini. Bisa dibayangkan beras dari Kamboja, Vietnam, prosesnya kan panjang apalagi sampai ke Papua,” katanya.
“Saya menentang impor pangan dan perdagangan pangan berskala besar. Kita harusnya bisa memproduksi dalam negeri untuk kebutuhan dunia,” tambahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sinyal positif akan terjadi kenaikan produksi terus menguat. Sementara untuk data per 7 Agustus 2024, total realisasi luas tanam sebagai hasil program PAT telah mencapai 915.394 hektare.
Kesuksesan program PAT sangat disokong oleh percepatan pompanisasi yang sudah menjangkau 716.293 hektare. Untuk tahun 2024, Kementan mengalokasikan bantuan pompa air sebanyak 62.378 unit dan irigasi perpompaan 9.904 unit. (an)