FAJAR, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel punya cara berbeda memandang sebuah event kepariwisataan. Terutama dalam pelibatan pelaku usaha kecil menengah dan mikro (UMKM).
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Andi Munawir mengatakan, penyelenggaraan event dengan biaya terjangkau, terutama dalam pelibatan tenant-tenant UMKM perlu dimasukkan. Sebab, menurutnya itu lebih berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekaligus promosi wisata di Sulsel.
Pemberian fasilitas terhadap sebuah event bukan lah persoalan. Begitu pula dengan ukuran event yang disajikan. Menurutnya, hal terpenting adalah para pelaku UMKM terus mendapatkan wadah untuk memasarkan produknya.
“Pak Pj Gubernur menekankan program kita itu bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat. Meskipun tidak besar itu sudah kita mulai galakkan terutama pemberdayaan, mulai dari UMKM yang kecil,” ujar Wiwin, sapaannya, Minggu 4 Agustus.
Sebagai contoh, beberapa event yang telah diselenggarakan Disbudpar Sulsel seperti MULO Kreatif Kolaborasi dan Sulsel Menari yang melibatkan pegiat seni, komunitas, peserta didik/siswa, hingga pihak swasta untuk terlibat. Selain minim penggunaan APBD, event tersebut juga menggratiskan UMKM memasarkan produk sepanjang pagelaran.
Wiwin menyampaikan, bahwa pada momentum perayaan hari jadi Sulsel November mendatang, akan kembali diadakan Pekan Raya Sulsel. Meski konsepnya belum paten, namun kebijakan pelibatan UMKM dengan minim biaya akan tetap dilanjutkan.