BONE, FAJAR-Pariwisata Bone lesu. Kondisi ini membuat pendapatan asli daerah (PAD) belum bisa dioptimalkan.
Kepala Dinas Pariwisata Bone Andi Promal Pawi mencatat dalam empat tahun terakhir target PAD untuk pariwisata belum tercapai. Terkahir pada 2023, target PAD sebesar Rp1 milliar hanya berhasil digenjot hingga sekitar Rp500 juta saja.
Sementara posisi 2024, target yang didorong pun sama, yakni Rp1 milliar. Hingga memasuki semester II, baru tercapai sekitar 40 persen.
Setidaknya ada 11 objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone. Alasan masih belum optimalnya PAD dari pariwisata ini lantaran sebagian besar tempat wisata terhambat masalah prasarana, yakni akses jalan yang tidak memadai.
“Jadi tahun pertama (empat tahun lalu) itu Covid, kemudian tahun kedua juga masih Covid, tahun ketiga dan keempat daya beli masyarakat rendah, kemudian juga terhambat jalan yang tidak memadai,” jelas Promal, kemarin.
Pembenahan ini pun masih cukup sulit, selain karena Bone yang sangat luas, faktor defisit anggaran juga membuat pembenahan jalan lamban. Masalah akses prasarana ke objek wisata ini seharusnya didukung bersama stakeholder lain, seperti di Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan.
“Karena terus terang kita juga punya program kegiatan ini (anggarannya) kurang juga,” katanya.
Kendati dengan keterbatasan anggaran, Pemkab tetap berupaya menghadirkan sejumlah event yang bisa menggaet wisatawan. Seperti event Festival Tanjung Palette.
Dikonfirmasi terpisah terkait masalah prasarana jalan ke objek wisata, Kepala Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR) Bone, Askar mengatakan pihaknya tetap berupaya mengutamakan akses jalan ke kawasan-kawasan objek wisata. Jadi prioritas untuk pertumbuhan PAD.