Harian.fajar.co.id, MAKASSAR-Potensi kecurangan menjelang pemilu terus dimitigasi. Terutama terkait dengan netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Menjelang kontestasi Pilkada serentak pada 27 November, pelanggaran netralitas ASN saat ini sangat rentan terjadi karena celah untuk hal tersebut masih sangat terbuka.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) RI, Abdullah Azwar Anas, menyatakan bahwa pihaknya senantiasa memperingatkan ASN untuk tidak melakukan pelanggaran menjelang Pilkada ini. Ia menambahkan bahwa ketentuan mengenai netralitas ASN sudah sangat jelas, dan ASN yang tidak netral akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Jadi, sanksinya itu mulai dari yang ringan sampai pemberhentian,” tuturnya saat kunjungan ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Gowa, Jumat, 19 Juli.
Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli menyebutkan, netralitas ASN menjadi momok setiap pemilu. “Jadi masih sangat rawan ini terkait dengan netralitas ASN,” ucapnya. Hal tersebut tergambarkan dari penyelenggaraan Pemilu yang lalu, banyak kasus di beberapa daerah yang ditangani terkait netralitas. “Itu yang terjadi di Banteng, Takalar, Pinrang, Palopo, dan Tana Toraja. Yang perlu diedukasi juga terkait pemilih yang melakukan coblos dua kali,” bebernya.
Meskipun pencegahan sudah maksimal, tetapi tingkat penanganan kerawanan harus dimaksimalkan di semua daerah tersebut. Itu akan menjadi fokus pencegahan ke depan dan di daerah itu menjadi lokasi prioritas program. “Kita harus berdamai dengan situasi politik dan pemilu, yang pasti kita memaksimalkan kerja-kerja pengawasan kita,” ucapnya.
Anggota Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad mengakui, persoalan netralitas ASN masih tinggi di Sulsel terbukti dengan penanganan-penanganan persoalan netralitas ASN di pemilu masih sangat tinggi. “Kita prediksi kemungkinan Pilkada ini akan tinggi juga, apalagi yang berkaitan langsung, misalnya petahana atau mantan petahana yang akan tetap maju maka itu pasti punya efeknya,” jelasnya.
Pihaknya pun mengencarkan sosialisasi termasuk mengingatkan tentang pentingnya untuk netral. Upaya dilakukan karena masih menjadi tantangan di Sulsel. Termasuk pihak kepala desa dan perangkat desa dan seterusnya yang diharapkan mereka dapat netral.
“Apalagi petahana yang masih maju, mungkin di sini yang tinggi termasuk itu yang akan menjadi atensi kita, karena mereka punya jejaring, bisa saja perangkat-perangkat yang mereka pasang ini masih bisa digerakkan oleh mereka,” paparnya. (sae/ham)