JAKARTA, FAJAR – Ketua Indonesian Society Steel Construction, Budi Harta Winata, menyambut baik perhatian pemerintah terhadap pengusaha konstruksi baja. Ia berharap, konstruksi baja Indonesia bisa jadi tuan di negeri sendiri.
“Ini bukan impian muluk-muluk, karena kita sendiri telah memiliki kompetensi tersebut dari sisi harga maupun kualitas,”ungkap Budi, yang juga adalah Direktur Utama PT Artha Mas Graha Andalan, perusahaan konstruksi baja terkemuka berbasis di Cikarang ini dengan nada bersemangat, yang di sambut tepuk tangan hadirin.
Demikian disampaikan Budi pada kegiatan Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja 2024 di Bhirawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu, (11/7/2024).
Selain seminar, di sela-sela kegiatan juga dilaksanakan Pameran Konstruksi Baja dari sejumlah anggota ISSC dan para sponsor.
Sejalan pelaksanaan pembangunan konstruksi di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong peningkatan kualitas dan penggunaan konstruksi baja di Indonesia. Terlebih, baja memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan konstruksi dalam negeri.
Dalam sambutannya Direktur Jenderal Bina Konstruksi Abdul Muis mengatakan, Kementerian PUPR dipercaya mengelola anggaran tahun 2024 sebesar Rp162,39 triliun dengan rincian sebesar Rp49,09 triliun (SDA), Rp63,02 triliun (Bina Marga), Rp35,49 triliun (Cipta Karya), dan Rp12,71 triliun (perumahan).
“Berdasarkan total anggaran tersebut, diestimasikan jumlah kebutuhan material dan peralatan konstruksi, khususnya material baja konstruksi sekitar 1,1 juta ton. Di samping itu, selama pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), estimasi kebutuhan baja konstruksi pada tahun 2023-2024 sekitar 331,2 ribu ton,” jelas Dirjen Abdul Muis.