WASHINGTON, FAJAR–Amerika terus memihak. Bahkan rela menggelontorkan anggaran besar demi negara dukungannya.
Khusus untuk Israel, Amerika Serikat mendanai musuh negara-negara Timur Tengah itu Rp421 triliun. Anggaran itu hampir setara dengan dana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan, yakni Rp466 triliun.
DPR AS menggelar pemungutan suara terkait bantuan senilai US$60,84 miliar atau sekitar Rp973 triliun ke Ukraina. Dari jumlah itu, sekitar US$23 miliar atau sekitar Rp373 triliun untuk mengisi kembali persediaan senjata AS.
Pemungutan suara itu menghasilkan 311 anggota sepakat dan 112 menolak. Bantuan bagi pemerintahan Volodymyr Zelensky tertuang dalam RUU bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan.
Israel akan mendapat bantuan sebesar US$26 miliar atau sekitar Rp421 triliun. Sementara itu, Taiwan bakal mendapat bantuan senilai US$8,12 miliar atau sekitar Rp131 triliun.
Jika diakumulasikan total bantuan yang digelontorkan AS untuk sekutu-sekutunya mencapai US$95 miliar atau sekitar Rp1.500 triliun. Setelah dari DPR, paket bantuan ini diserahkan ke Senat untuk mendapat persetujuan.
Usai mengantongi izin dari DPR dan senat, barulah paket bantuan diserahkan ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk ditandatangani. Sejak invasi Rusia, AS menjadi sekutu yang getol mengirim senjata ke Ukraina.
Invasi Rusia berlangsung pada Februari 2022. Komunitas internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata, tetapi hingga kini belum terlaksana.
Juru bicara Kremlin (Rusia) Dmitry Peskov mengatakan persetujuan itu akan menyebabkan lebih banyak kerusakan dan kematian di medan perang.