Oleh; Suf Kasman, Dosen UIN Alauddin
𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥 adalah jembatan kembar kasih sayang. Menjembatani dua sisi yang berbeda terhubung dengan jiwa kasih dan sayang.
Adakah yang mampu menghubungkan Kec. Somba Opu dengan Kecamatan Pallangga selain jembatan kembar kota Sungguminasa.
Dan siapakah yang bisa menjembatani jurang pemisah di antara dua orang yang saling bersengketa, kalau bukan kita sendiri. 𝘗𝘢𝘥𝘢 𝘐𝘥𝘪 𝘗𝘢𝘥𝘢 𝘌𝘭𝘰, 𝘚𝘪𝘱𝘢𝘵𝘶𝘰 𝘚𝘪𝘱𝘢𝘵𝘰𝘯𝘨𝘬𝘰𝘯𝘨.
Dengan 𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥 inilah sebagai 𝘢𝘴𝘣𝘢𝘣 jembatan penghubung asa dari jurang penyekat itu.
𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥 diharapkan bisa dijadikan sebagai instrument mengisi lubang-lubang pergesekan.
Sendu pilu alias beradu mulut yang melukiskan keadaan selama ini, membawa percekcokan yang berantakan.
Sebelumnya, yang satu 𝘊𝘰𝘬𝘪 (kucing) yang satunya 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘸𝘰 (tikus) tidak pernah akur, sebab kedua hatinya 𝘮𝘢𝘬𝘦𝘥𝘥𝘰 (𝘬𝘢𝘥𝘥𝘰𝘳𝘰’).
Lupakanlah keributan yang pernah terjadi, ambil hikmahnya.
Jadikanlah 𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥 ini sebagai sarana menguatkan tali persaudaraan, meredakan dendam, dan memperkuat rasa bahu-membahu, saling berpegangan tangan.
Ya, 𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥 cocoknya saling memaafkan sebagai tanda kebesaran hati dan merupakan bentuk cinta kasih yang Allah ridhai.
Saling memaafkan tak akan pernah membuatmu rugi. Dari 𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥 pagi di UIN Alauddin ini kita bisa kembali diberi kesempatan memperbaiki hal-hal yang dulunya tak berjalan sesuai rencana.
Melalui ajang 𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥 ini pula, mari kita satukan hati, satukan pikiran untuk membentuk ikatan persaudaraan yang erat, diikuti dengan bersalaman. Ingat, Anda tidak bisa berjabat tangan dengan kepalan tinju.