Berbagai kejadian tersebut sangat mengkhawatirkan banyak pihak, sebab memakan banyak korban, baik materi maupun non-materi bahkan korban jiwa manusia. Sehingga dampaknya, hampir semua indikator perekonomian makro dan mikro di semua negara mengalami stagnasi bahkan pelemahan atau kontraksi sangat signifikan.
Seperti pertumbuhan ekonomi yang negatif, inflasi tinggi, pengangguran meningkat, sehingga kemiskinan meluas, serta menurunnya tingkat kesejahteraan hidup masyarakat kebanyakan. Bahkan ada beberapa negara telah dikategori sebagai negara yang mengalami resesi perekonomian parah.
Para otoritas terkait di semua negara awalnya kalang kabut menghadapi dan mengatasinya. Namun kemudian dengan berbagai upaya yang dilakukan secara terencana dan serentak di seluruh dunia oleh para pelaku otoritas strategis terkait termasuk masyarakat kebanyakan, pelan tapi pasti Pandemi Covid-19 termasuk peristiwa kurang kondunsif lainnya tampaknya dapat diatasi secara bertahap antara periode 2019 hingga kini.
Meskipun masih ada pihak kritis menganggapnya lambat ditangani. Sehingga dampak buruknya masih terasa dan diperkirakan ada kecendrunan beberapa masalah akan timbul kedepan ini.
Khusus dalam hubungannya dengan perekonomian Sulsel, Pandemi Covid-19 terjadi setelah setahun lebih dari pemerintahan Propinsi Sulsel terbentuk pada tahun 2018. Pemerintahan diawali dengan harapan besar bahwa perekonomian Sulsel akan berkembang lebih baik sesuai strategi pembangunan ekonomi yang telah disusun dengan baik berdasarkan Visi-Misi Pemprov Sulsel. 2018-2023, yaitu Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkarakter.