English English Indonesian Indonesian
oleh

Salat Malam Ke-27 Ramadan

**
Mengapa malam ke-27 dan malam lain di 10 hari terakhir Ramadan? Ada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu anha, “Rasulullah sangat bersungguh – sungguh beribadah pada 10 hari terakhir (bulan Ramadan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR. Muslim).

Dari hadis tersebut, terlihat keutamaan semangat beribadah Rasulullah saw. di 10 hari terakhir Ramadan. Bahkan sosok Rasulullah saw. yang sangat dijamin masuk surga oleh Allah Swt., justru lebih giat beribadah demi meraih ridha-Nya. Salah satu dari banyaknya keutamaan 10 hari terakhir bulan Ramadan adalah turunnya malam Lailatulqadar, malam yang mulia dan mempunyai nilai lebih dari 1000 bulan. Dalam QS Al-Qadr ayat 2-3 Allah Swt. berfirman: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” Rasulullah saw. (HR Bukhari) menyatakan: “Carilah Lailatulqadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan, pada malam yang kesembilan tersisa, malam yang ketujuh tersisa, malam yang kelima tersisa.”

Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Qadar ayat 5 yang berbunyi, “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” Lailatulqadar adalah malam yang sangat indah bagi umat muslim. Pada malam itu, umat muslim tidak hanya diliputi keberkahan tapi juga kesejahteraan.

Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa ada ratusan ribu orang dari seluruh penjuru dunia dan jutaan lainnya penduduk Makkah, Jeddah hingga Riyadh yang datang memenuhi ruang-ruang di dalam dan sekitar Masjidil Haram. Melaksanakan salat dan memanjatkan doa dan munajatnya. Maha besar Allah Swt. ***

News Feed