Oleh: Satria Lintang Rachmadana, S.E., M.M. / Dosen Manajemen UNIMUDA Sorong
Perkembangan teknologi yang semakin pesat beberapa tahun terakhir berdampak pada aktivitas manusia. Revolusi industri dari 4.0 menuju 5.0 menitik beratkan pada manusia sebagai pusat peradaban yang memanfaatkan teknologi dalam segala bidang.
Teringat jelas dalam memori hantaman pandemi periode 2020-2021 yang meluluhlantahkan segala sendi kehidupan, termasuk yang terpenting dalam kehidupan manusia yakni perekonomian. Perekonomian hancur, PHK massal terjadi di mana-mana, daya beli masyarakat menurun drastis, kriminal meningkat dengan dalih kebutuhan perut.
Saat itu dunia terbagi menjadi dua bagian, sebagian orang menuntut bantuan dari pemerintah, sebagian lagi memulai usaha dengan apa adanya. Banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi pengusaha baru memanfaatkan keahlian yang ada, bahkan banyak juga yang otodidak membuat sesuatu yang bernilai ekonomis.
Munculnya sebagian orang yang memulai usaha dengan apa adanya inilah menjadi tonggak bangkitnya perekonomian melalui sektor usaha mikro. Kita ketahui usaha mikro adalah kelas terkecil usaha dari strata pengusaha. Menggunakan sistem yang apa adanya masyarakat berharap mendapatkan pemasukan untuk keluarganya, walau kadang pemasukan yang didapat hanya cukup untuk menutup operasional dari usahanya, kelas mikro inilah yang paling stabil ketika pandemi menghantam.
Setiap langkah besar berawal dari langkah yang kecil, mungkin inilah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi Usaha Kecil Menengah saat ini. Berawal dari mikro naik menjadi kecil diawali dengan apa adanya hingga memiliki beberapa cabang saat ini merupakan bukti nyata sebagian orang yang mau bergerak saat kondisi perekonomian luluh lantah tetap mau berjuang.
Sebagaimana dalam kelas-kelas di bangku perkuliahan, mengkaji teori ekonomi mikro makro. Berawal dari menilik perilaku konsumen, biaya produksi, model penawaran permintaan, mengamati tren ekonomi, hingga berbicara konsep prediksi ekonomi. Tanpa disadari pembelajaran mikro makro ekonomi pada bangku perkuliahan menjadi modal penting selain dari modal berani dan modal materi. Pengenalan tentang teori dan pengaplikasiannya pada kehidupan, pengenalan, dan pemanfaatan teknologi terbaru sering didapatkan ketika berkuliah.
Dari paradigma di atas dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep perekonomian yang dikaji dari berbagai sumber pada bangku perkuliahan akan memberikan efek positif jangka panjang bahkan ketika masa terberat pun dapat menjadi modal berharga. Sering tidak disadari beruntungnya masyarakat yang mengenyam bangku perkuliahan, masyarakat sering menilai kuliah tidak kuliah sama saja. Hal tersebut karena didasari semata-mata berfokus pada ketika saya lulus mau menjadi apa.
Padahal bila dilihat lebih mendalam arti penting perkuliahan adalah bagaimana mengubah pola pikir individu untuk siap menghadapi tantangan di masa mendatang yang tidak menentu. Tidak hanya gelar kesarjanaan yang dikejar, dan penitik beratan pada konsep kuliah jadi apa, masyarakat yang saat ini sedang dan akan berkuliah bukan lagi untuk mau jadi apa, tetapi lulus kuliah nanti mau membuat apa untuk dirinya dan sekitarnya. (*)