Oleh: Suf Kasman, Dosen UIN Alauddin Makassar
Kulihat dosa-dosaku begitu besar. Besaaar sekali bagai kelas papan atas. Akumulasi dosa-dosa lamaku yang selalu menghantuiku. Gundukan dosa-dosa baruku pun senantiasa membayang-bayangi tafakur dan meditasiku. Kecemasan dan kebimbangan akibat dosa-ku semakin menjadi-jadi.
𝙔𝙖 𝙍𝙖𝙗𝙗𝙞, Kuakui hidupku bergelimang penuh noda dan dosa. Jalan hitam & arkais kutempuh selama ini. Aneka maksiat pun kulakukan secara 𝘴𝘭𝘪𝘯𝘵𝘢𝘵-𝘴𝘭𝘪𝘯𝘵𝘶𝘵 tanpa ada rasa takut dari azab-Mu yang amat pedih. Hati dan jiwaku gelap sekali tanpa cahaya. Bagai kedap rasaku.
Merasa hampa pada setiap rasa. Yang hanya mendatangkan resah dan syak wasangka. Tanpa sedikitpun adanya berkah.
Namun, saat kusandingkan dengan maghfirah-Mu, ternyata ampunan-Mu jauh lebih besar. Inilah membuatku insaf setiap dosa-dosa yang kuperbuat. Menyesali kekhilafan dan kealfaanku tuk melangkah bertaubat.
Dosa yang membuatku senantiasa bersedih dan menyesal, pasti Engkau lebih sukai daripada perbuatan baik-ku yang membuatku justru lebih sombong.
𝙔𝙖 𝙄𝙡𝙖𝙝𝙞 𝙍𝙖𝙗𝙗𝙞, Kuingin dosa-dosaku Engkau 𝘥𝘦𝘭𝘦𝘵𝘦 semua melalui program Rahmat-Mu. Kuharap penyimpanan dosaku, Engkau bersihkan dengan aplikasi Rahmat-Mu. Titah & asuransi-Mu pun selalu menggema,
“𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘶𝘣𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘴𝘶𝘤𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪”. (QS. Al-Baqarah: 222)
Bukankah Engkau 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘵𝘰𝘣𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘮𝘣𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘯𝘢𝘧𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘨𝘰𝘳𝘰𝘬𝘢𝘯 (𝘴𝘢𝘬𝘢𝘳𝘢𝘵𝘶𝘭 𝘮𝘢𝘶𝘵)? (Al-Hadits)
𝒀𝒂 𝑹𝒐𝒃𝒃𝒖𝒍 ‘𝑰𝒛𝒛𝒂𝒕𝒊 Kini aku sadar sambil duduk bersimpuh memohon ampunan-Mu. Ampunilah segala dosa-dosa yang terlanjur aku perbuat!